Ini yang Terjadi Pada Tubuh Kalau Kita Sering Makan Fast Food. Ngeri!

By Salsabila Putri Pertiwi, Sabtu, 30 Januari 2021 | 19:19 WIB
Hindari Makanan Cepat Saji (Times of India)

CewekBanget.ID - Siapa diantara kita yang suka menyantap makanan cepat saji atau fast food?

Entah karena lebih praktis untuk kita yang sibuk atau kelezatan rasanya, fast food memang jadi favorit banyak orang. 

Meski begitu, kita wajib tahu kalau fast food bisa memengaruhi kesehatan kita. 

Yaps, makanan cepat saji memang bisa berdampak negatif apabila dikonsumsi terlalu sering. 

Apalagi kalau burger, kentang goreng, dan sandwich menjadi konsumsi utama dari pola makan kita, kebiasaan ini bisa berdampak serius pada kesehatan!

Pola makan yang enggak sehat meningkatkan kemungkinan terkena depresi, kanker, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi kronis lainnya.

Baca Juga: Unik! Burger McDonalds Ini Punya Isian Oreo. Gimana Rasanya?

Makanan Cepat Saji

Buat yang belum tahu makanan cepat saji ternyatar sudah ada sejak hampir seabad yang lalu, tetapi konsepnya benar-benar berkembang pesat selama tahun 1940-1950-an.

Saat ini, sudah menjadi budaya pokok bahwa satu dari tiga orang Amerika makan makanan cepat saji setiap hari.

Di Indonesia sendiri, makanan cepat saji dari Amerika sudah menjamur dan menjadi salah satu pilihan masyarakat.

Biasanya makanan cepat saji adalah makanan yang diproses secara massal, diproduksi secara massal yang disiapkan dengan cepat di atas panggangan, di penggorengan, atau di dalam microwave.

Restoran cepat saji juga menggunakan bahan-bahan tambahan khusus agar kita terus menginginkan kentang goreng atau ayam goreng renyah olahan mereka.

Makanan yang berbeda dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda, tetapi berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi pada tubuh, saat kita mengonsumsi terlalu banyak makanan cepat saji.

Menaikkan Tekanan Darah

Banyak makanan cepat saji yang mengandung natrium sebagai pengawet dan meningkatkan rasa.

Segala sesuatu yang diproses, dikemas, atau dikotak akan mengandung natrium dan  masalahnya pola makan tinggi natrium diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah, yang menjadi faktor risiko utama serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

Bikin Kembung

Makan makanan yang tinggi natrium, tinggi lemak, atau karbohidrat olahan seperti roti dapat membuatmu merasa kembung.

Ditambah lagi, jika kita memakannya sambil minum soda, rasa begah di perut jadi lebih buruk.

Kembung seharusnya hanya bersifat sementara, tetapi rasa ini bisa membuat kita merasa enggak nyaman.

Baca Juga: Pandemi, Burger King Nyuruh Pelanggan Pesan Makanan di McDonald's!

Meningkatkan Kolestrol

Minyak dari kelapa sawit termasuk dalam minyak tinggi lemak yang mengandung lemak jenuh.

Sementara, mengonsumsi terlalu banyak lemak jenuh dapat meningkatkan LDL, atau kolesterol jahat, yang membuatmu berisiko terkena penyakit jantung.

The American Heart Association merekomendasikan enggak lebih dari 6% kalori harian berasal dari lemak jenuh.

Jika kita makan 2.000 kalori sehari, itu berarti sekitar 13 gram atau jumlah yang ada dalam satu sandwich sarapan dengan isian daging, telur, dan keju. 

Masalah Pencernaan

Makanan apa pun yang dilapisi tepung roti mungkin enak, tetapi semuanya adalah karbohidrat olahan yang kurang mengandung serat.

Padahal mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, yakni 25 hingga 35 gram sehari, membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Ini menurunkan risiko divertikulitis dan kondisi lain seperti tinja yang keras, sembelit, wasir dan hernia.

Serat makanan juga membantu bakteri baik di usus berkembang dan membuat kita merasa kenyang.

Jika kita sering mengonsumsi makanan cepat saji, kita enggak akan bisa memenuhi kebutuhan serat yang disarankan.

Bertambahnya Berat Badan

Karena rasanya yang enak di lidah, makanan cepat saji akan membuat kita makan dalam porsi yang banyak dan menjadi ekstra kalori yang akan menjadi timbunan lemak di tubuh.

Hal ini akan menyebabkan berat badan bertambah.

Ketika kalori tersebut sebagian besar berasal dari karbohidrat proses tinggi, kita mungkin akan merasa lapar lagi dalam waktu dekat; akibatnya, kalori makin menupuk pada tubuh.

Belum lagi gula yang terkandung di dalamnya yang menjadi penyebab utama obesitas.

Energi yang Terkuras

Konsumsi karbohidrat olahan dan gula yang berlebihan menyebabkan lonjakan gula darah.

Akibatnya, tubuh akan memproduksi lonjakan insulin untuk menurunkan gula darah dengan cepat.

Siklus lonjakan dan benturan ini bisa membuat kita merasa cepat lelah.

Sementara itu, makanan seimbang dengan protein, lemak sehat, dan karbohidrat kaya serat membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap oleh tubuh.

Ini memperlambat pelepasan gula ke aliran darah, sehingga kita akan mendapatkan energi.

Memengaruhi Mood

Saat mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh, natrium, gula, dan karbohidrat olahan, kita juga akan kehilangan nutrisi penting lainnya.

Dengan mengonsumsi makanan cepat saji, konsumsi sayur, dan buah tentu berkurang.

Apalagi dalam makanan cepat saji, sayuran yang disajikan hanya beberapa potongan selada dan tomat yang jumlahnya tentu enggak bisa memenuhi keutuhan nutrisi harian kita.

Bila enggak diatasi, kekurangan nutrisi bahkan bisa meningkatkan risiko depresi.

(*)

Baca Juga: 4 Makanan Cepat Saji yang Bahaya untuk Tubuh Padahal Enak Banget!