Perasaan Positif Enggak Selalu Baik. Yuk Stop Toxic Positivity!

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 7 Maret 2021 | 13:30 WIB
Drama 'She Would Never Know' (foto : JTBC via Hancinema)

Apa Itu Toxic Positivity?

Toxic positivity adalah asumsi bahwa setiap orang harus tetap berpikir positif atau memiliki positive vibes, terlepas dari kesulitan atau rasa sakit emosional yang dihadapi orang tersebut.

Berbeda dengan dukungan positif, toxic positivity melihat perasaan atau emosi negatif sebagai sesuatu yang buruk, sehingga pikiran positif dan kebahagiaan harus dipaksakan.

Akibatnya, kita pun berusaha menolak atau menganggap salah perasaan dan emosi lain yang seharusnya lumrah dialami manusia demi tampak baik-baik saja dan selalu gembira.

Padahal seharusnya perasaan sedih, marah, sakit, dan sebagainya juga kita terima sebagai bagian dari diri dan kehidupan kita lho girls, asalkan kita enggak terlalu berlarut-larut di dalamnya.

 

Bahaya Toxic Positivity

Toxic positivity, khususnya di tengah situasi yang sulit seperti pandemi saat ini, sebetulnya enggak membuat kondisi kita menjadi lebih baik.

Malah, perasaan positif yang terlalu dipaksakan seperti itu bakal membuat kita menutup mata dan menolak kenyataan bahwa situasi yang sedang kita hadapi memang sedang enggak baik-baik saja.

Akibatnya kita akan mengabaikan berbagai tindakan yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini dan berpikir kalau kondisinya enggak separah itu.

Selain itu, secara umum, kita jadi punya kecenderungan untuk menahan perasaan negatif dalam diri kita dan hal itu dapat memengaruhi kondisi kesehatan mental kita sendiri.

Baca Juga: Ubah Stres Jadi Energi Positif, Ini 7 Cara yang Wajib Kita Coba!