Jelang Ulang Tahun Jakarta, Ini Sejarah Namanya yang Paling Dikenal!

By Salsabila Putri Pertiwi, Jumat, 7 Mei 2021 | 17:20 WIB
Kawasan wisata Kota Tua, Jakbar. (octa saputra/Otofemale.id)

Pada abad ke-12, pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk dan kerap disambangi kapal-kapal asing dari Tiongkok, Jepang, India Selatan, dan Timur Tengah.

Kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselen, kopi, sutra, kain, wangi-wangian, dan sebagainya untuk ditukar dengan rempah-rempah sebagai alat tukar dagang saat itu.

Baca Juga: Ulang Tahun ke-493, Kepoin 13 Nama yang Pernah Disandang Jakarta, Yuk! (Part 1)

Jayakarta 

Sunda Kelapa pun berganti nama menjadi Jayakarta setelah diserang dan diduduki oleh Cirebon, yang dibantu oleh Demak dan dipimpin oleh Fatahillah pada 22 Juni 1527.

Tanggal tersebut pun diperingati sebagai hari jadi Jakarta pada tahun 1956 oleh Sudiro, Wali Kota Jakarta saat itu.

Nama Jayakarta yang ditetapkan oleh Fatahillah diambil dari 2 kata dalam Bahasa Sanskerta, yaitu 'jaya' yang berarti 'kemenangan' dan 'karta' yang berarti 'dicapai', jadi 'Jayakarta' kira-kira berarti 'kemenangan yang selesai'.

Sementara itu, orang Barat yang singgah di sana lebih sering menyebut Jayakarta sebagai Jacatra dan orang Belanda masih menggunakan istilah tersebut hingga tahun 1619.

 

Batavia

Fyi, pada abad ke-17, Indonesia berada di bawah kekuasaan Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC).

Dilansir dari Kompas.com, salah satu direktur utama VOC, Gubernur Jenderal Jan Pietezoon Coen mendirikan sebuah benteng di dekat muara Sungai Ciliwung pada tahun 1617.

Ketika Inggris datang dan menyerang Indonesia pada 1618, Coen pergi ke Banda, Maluku untuk mencari bantuan; sementara anak buahnya bertahan di sekitar wilayah Sungai Ciliwung atau saat ini diketahui sebagai Jakarta untuk menahan serangan Inggris.

Saat itu Inggris bersekutu dengan Adipati Kota Jayakarta, Pangeran Jayawikarta, tapi keduanya sama-sama hendak menguasai benteng yang didirikan Coen pada saat itu, seperti dilansir dari tulisan Bernard H.M. Vlekke dalam Nusantara: Sejarah Indonesia.

Akibat hal tersebut, wilayah Jayakarta pun direbut oleh Kesultanan Banten dan Pangeran Jayawikarta diusir, sementara pasukan Inggris mundur kembali ke Pelabuhan Banten.