Mitos atau Fakta, Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung?

By None, Senin, 7 Juni 2021 | 18:00 WIB
Ilustrasi tidur (resmed.com.au)

Faktor Risiko Sleep Apnea

Salah satu faktor risiko sleep apnea adalah berat badan dan orang-orang yang kegemukan sering mengalami sleep apnea saat tidur.

Jadi, menurunkan berat badan adalah strategi yang tepat untuk mengurangi kebiasaan mendengkur, sekaligus menurunkan kadar kolesterol, tekanan darah, serta risiko terkana diabetes mellitus.

Namun, orang yang enggak mengalami sleep apnea saat tidur mendengkur belum tentu juga terbebas dari bahaya kesehatan.

Fyi, dengkuran tanpa sleep apnea pun ternyata berhubungan dengan penebalan pembuluh nadi di leher (carotid artery).

Dalam jangka waktu panjang, gejala ini dapat menyebabkan pengerasan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi berbagai penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke.

Meski belum banyak studi yang menunjukkan hasil serupa, sebaiknya kita enggak mengabaikan kondisi kesehatan orang-orang di sekitar kita begitu saja.

Jika orang yang mendengkur mengalami kegemukan, dukunglah mereka untuk bisa menurunkan berat badan hingga ideal.

Ajak juga mereka untuk berkonsultasi dengan dokter apabila dengkurannya sudah mengganggu tidur.

(Irawan Sapto Adhi/Kompas.com)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Mendengkur Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung?"

(*)