5. Kelelahan
Orang yang mengalami depresi sering merasa bahwa enggak peduli berapa lama mereka tidur, mereka enggak pernah merasa istirahat.
Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk bangun dari tempat tidur di pagi hari atau kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, seperti mandi atau melakukan pekerjaan rumah tangga.
Meskipun memiliki energi yang rendah tentu dapat dikaitkan dengan kurang tidur, penelitian telah menunjukkan bahwa hubungan antara depresi dan kelelahan lebih kompleks.
Depresi dan kelelahan dapat menjadi bagian dari siklus, saat energi rendah yang berkelanjutan dan penurunan motivasi memperburuk depresi.
6. Gejala Psikomotor
Istilah "psikomotor" mengacu pada gejala yang membuat seseorang merasa seolah-olah mereka berpikir dan/atau bergerak dengan kecepatan yang berbeda dari biasanya.
Misalnya, beberapa orang dengan depresi menganggap pikiran mereka lamban dan merasa gerakan mereka tampak berat. Yang lain mengalami gejala di ujung spektrum yang berlawanan.
Mereka mungkin mengatakan bahwa mereka "enggak bisa duduk diam," atau merasa gelisah, gelisah, dan gelisah.
Secara mental, mereka mungkin mengalami pikiran cemas atau bahkan mengganggu.
Baca Juga: Kurangi Risiko Depresi dengan Minum Air Putih dan Makan 3 Makanan Ini!
7. Tekanan darah tinggi
Orang yang mengalami depresi mungkin sering mengalami stres atau untuk jangka waktu yang lama.
Meskipun bukan satu-satunya penyebab, stres kronis diketahui berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi (hipertensi).
Stres kronis, khususnya telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.
Pada gilirannya, hipertensi meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular, yang meliputi serangan jantung dan stroke.
8. Perubahan Nafsu Makan dan Berat Badan
Depresi dengan sendirinya dapat membuat seseorang merasa ingin makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya.
Orang yang mengalami depresi mungkin melaporkan bahwa mereka telah kehilangan berat badan tanpa berusaha atau bertambah berat badan tanpa mengetahui alasannya.
Salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan adalah makan emosional yang mengacu pada seseorang yang menggunakan makanan untuk mengobati perasaan depresinya sendiri.
Perilaku ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu.
Jika seseorang kelebihan berat badan atau obesitas, perubahan citra diri, masalah kesehatan terkait, dan stigma berat badan juga dapat berkontribusi pada (atau memperburuk) depresi.
Depresi juga dapat menyebabkan seseorang kehilangan berat badan.
Kehilangan nafsu makan, energi yang rendah, dan motivasi yang membuat menyiapkan makanan sulit, gejala usus, dan faktor lainnya dapat menyebabkan penurunan berat badan pada seseorang yang tertekan.
(Maharani Kusuma Daruwati/Parapuan)
Artikel ini telah tayang di Parapuan dengan judul "Jangan Diabaikan, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Merasa Depresi"
(*)