Orang-orang yang aktif dan para atlet biasanya memiliki lebih banyak massa otot daripada orang-orang yang kesehariannya enggak aktif bergerak.
Kita semua tahu bahwa massa otot membakar lebih banyak kalori ketika istirahat, daripada lemak tubuh.
Massa otot juga lebih padat daripada lemak, sehingga orang yang bertubuh kurus tapi rutin bergerak aktif akan memiliki tubuh yang tampak lebih kurus meskipun berat badan mereka mungkin sama atau lebih berat dengan orang-orang yang tingginya sama namun memiliki kelebihan lemak tubuh.
5. Titik berat badan
Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2016 di International Journal of Obesity Supplements, otak dan tubuh manusia memiliki "tingkat yang dipertahankan" atau "titik setel" berat badan, yang coba dipertahankan oleh sistem saraf individu.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Pagi Simpel Ini Bikin Lemak di Perut Cepat Sirna!
Maksud teori ini adalah bahwa meskipun sebagian besar orang dewasa akan mengalami fluktuasi berat badan, selama kehidupan dewasa mereka akan secara konsisten tetap dekat dengan "titik setel" berat badan tersebut.
Ada banyak faktor yang memengaruhinya, seperti pola makan, faktor lingkungan, dan faktor genetik.
Semuanya bisa memengaruhi titik setel berat badan, yang dapat disesuaikan sampai tingkat tertentu.
Itulah mengapa sebagian orang tetap kurus meski banyak makan atau tetap memiliki kisaran berat badan yang sama.
6. Pemilihan kalori pada makanan yang dikonsumsi
Jika ada orang yang mengatakan dirinya banyak makan tapi tetap kurus dan susah menaikkan berat badan, mungkin aja dia secara sadar maupun enggak sudah melebih-lebihkan kalori yang diasupnya.