CewekBanget.ID - Siapa yang suka pakai softlens seharian?
Ada yang menggunakan softlens sebagai pengganti kaca mata supaya ia bisa tetap melihat dengan jelas. Namun banyak juga yang menggunakan softlens untuk alasan estetika semata.
Buat kita yang suka pakai softlens, perlu diingat kalau sebisa mungkin jangan pakai softlens dalam waktu yang terlalu lama ya, girls.
Karena kelamaan pakai softlens bisa memicu keratitis alias peradangan pada bagian kornea mata!
Seperti apa gejala keratitis yang disebabkan oleh kelamaan pakai softlens? Apakah ini berbahaya?
Baca Juga: Enggak Asal, Gini Cara Memilih Softlens Sesuai Warna Kulit Kita!
FYI, keratitis bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari cedera ringan pada mata hingga infeksi virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Melansir Mayo Clinic melalui Grid Health, keratitis yang terjadi karena cedera biasanya disebabkan oleh benda asing yang menggores kornea.
Ini merupakan jenis keratitis yang enggak menular.
Seperti yang udah disebutkan di atas, penggunaan softlens juga bisa menyebabkan keratitis.
Bakteri, jamur atau parasit, terutama parasit mikroskopis acanthamoeba dapat muncul di permukaan softlens atau tempat penyimpanannya.
Enggak cuma itu, virus herpes (herpes simpleks dan herpes zoster) juga bisa menjadi penyebab keratitis.
Begitu pula bakteri gonorea, serta bakteri, jamur, dan parasit yang ada di kolam renang dapat masuk dan menginfeksi kornea.
Gejala keratitis
Dilansir dari Drugs.com, berikut ini adalah gejala yang muncul ketika seseorang mengalami keratitis:
- Mata merah
- Merasa seperti ada pasir atau batu di matanya
- Nyeri
- Sensitif terhadap sinar
- Mata berair dan pandangan kabur
- Sulit untuk membiarkan kelopak mata terbuka.
Jika keratitis disebabkan oleh infeksi, seperti virus herpes simpleks, penyakit ini biasanya cuma akan terjadi pada salah satu mata.
Baca Juga: Anti Iritasi, Ini 4 Cara Membersihkan Softlens dengan Benar!
Akan tetapi, jika disebabkan oleh hal lain, maka kedua kornea akan mengalami peradangan.
Keratitis karena virus atau bakteri bisa pulih lebih cepat, kok. Begitu pula juga infeksi terjadi karena penggunaan softlens yang kurang tepat.
Sementara itu, apabila keratitis disebabkan oleh penyakit autoimun, beberapa parasit atau cedera sebelumnya, akan lebih sulit diobati.
Dalam kasus ini, seseorang bisa mengalami kerusakan permanen di kornea matanya, yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Keratitis harus diperiksa dan kondisinya didiagnosis oleh dokter optometri, yang bisa memberikan pilihan pengobatan.
Pengujian mata yang terkena keratitis
Melansir American Optometric Association, pengujian yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
- Riwayat kesehatan pasien dan apakah ada masalah kesehatan yang berkaitan dengan gangguan mata.
- Pemeriksaan eksternal memakai biomikroskop untuk mengetahui keadaan kornea dan membuat struktur mata lainnya tidak terpengaruh.
Baca Juga: Cara Menghilangkan Milia dengan Cepat, Pakai 4 Produk Skincare Ini!
- Biopsi untuk menentukan apa penyebab peradangan kornea ini terjadi.
Penanganan keratitis terbagi menjadi dua, tergantung pada penyebab dan apakah infeksi ini menular atau enggak:
Keratitis menular
Keratitis menular yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Jika kasusnya ringan, maka akan diberikan obat berupa obat tetes mata. Sedangkan jika infeksinya lebih lanjut, obat oral lebih diperlukan.
Keratitis enggak menular
Keratitis yang biasa disebabkan oleh cedera mata, umumnya menggunakan air mata buatan yang direspkan dokter untuk menangani ketidaknyamanannya.
Dalam kasus yang lebih parah, obat anti inflamasi mungkin diperlukan.
Biar enggak makin parah, sebaiknya periksa langsung mata kita jika mengalami peradangan kornea akibat kelamaan pakai softlens, ya!
(*)
Baca Juga: Enggak Banget! 5 Makanan Ini Ternyata Bisa Bikin Mata Kita Bengkak