CewekBanget.ID - Protein merupakan salah satu kandungan penting yang diperlukan banget sama tubuh.
Namun, segala sesuatu yang berlebihan itu enggak baik ya, girls. Termasuk kelebihan protein.
Bahkan kalau tubuh kita sampai kelebihan protein, bisa memicu beberapa gangguan kesehatan yang merugikan, lho!
Berikut 9 bahaya kelebihan protein dalam tubuh yang harus kita waspadai.
Baca Juga: Snack Sehat, Ini 7 Manfaat Edamame Termasuk Cegah Kanker Payudara!
1. Berat badan bertambah
Diet tinggi protein mungkin digadang dapat menurunkan berat badan, tetapi bisa jadi itu cuma bersifat jangka pendek.
Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino dikeluarkan.
Hal itu dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu, terutama jika seseorang mengkonsumsi terlalu banyak kalori saat mencoba meningkatkan asupan protein.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan terkait dengan diet.
2. Kehilangan kalsium
Makan dengan kelebihan protein dapat menyebabkan hilangnya kalsium.
Kondisi itu kadang-kadang dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.
Sebuah tinjauan studi 2013 menemukan hubungan antara tingkat konsumsi protein yang tinggi dan kesehatan tulang yang buruk.
Namun, studi 2013 lainnya menemukan bahwa efek protein pada kesehatan tulang kurang meyakinkan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperluas dan menyimpulkan temuan tersebut.
3. Lebih rentan terkena kanker
Sebuah studi telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein berbasis daging merah terkait dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, seperti kanker.
Makan lebih banyak daging merah dan/atau daging olahan terkait dengan kanker usus besar, payudara, dan prostat.
Sebaliknya, makan protein dari sumber lain telah terkait dengan penurunan risiko kanker.
Para ilmuwan percaya ini bisa disebabkan sebagian karena hormon, senyawa karsinogenik, dan lemak yang ditemukan dalam daging.
4. Meningkatkan risiko penyakit jantung
Makan banyak daging merah dan olahan susu penuh lemak sebagai bagian dari diet tinggi protein ternyata malah meningkatkan risiko penyakit jantung.
Hal tersebut diperkirakan terkait dengan asupan lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.
Baca Juga: Konsumsi 5 Jenis Kacang Ini yang Kandungan Proteinnya Paling Tinggi
Menurut studi 2010, makan daging merah dalam jumlah besar dan produk susu tinggi lemak terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung koroner pada cewek.
Makan unggas, ikan, dan kacang-kacangan menurunkan risiko penyakit jantung.
Sebuah studi 2018 juga menunjukkan bahwa konsumsi daging merah dalam jangka panjang dapat meningkatkan trimetilamina N-oksida (TMAO).
TMAO adalah bahan kimia yang dihasilkan usus terkait dengan penyakit jantung.
Temuan studi juga menunjukkan bahwa mengurangi atau menghilangkan diet daging merah bisa menghilangkan efek penyakit jantung tersebut.
5. Bau mulut
Kelebihan protein yang dikonsumsi dapat menyebabkaan bau mulut, lho! Apalagi jika dibarengi dengan membatasai asupan karbohidrat.
Hal ini bisa jadi karena metabolisme tubuh mengalami kondisi yang disebut ketosis.
Ketosis menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau kurang sedap.
Menyikat gigi dan berkumur enggak akan menghilangkan baunya dalam sekejap.
Seseorang dapat menggandakan asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi beberapa efek bau mulut ini.
6. Dehidrasi
Tubuh yang kelebihan protein akan mengeluarkan lebih banyak nitrogen dengan cairan dan air.
Hal ini dapat membuat dehidrasi, meskipun kita mungkin enggak merasa lebih haus dari biasanya.
Sebuah studi kecil 2002 yang melibatkan atlet menemukan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun.
Namun, sebuah penelitian 2006 menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein memiliki dampak minimal pada hidrasi.
Baca Juga: 5 Camilan Tinggi Protein Rendah Kalori Buat Disantap saat Lapar. Aman!
Risiko atau efek ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan asupan air, terutama jika kamu adalah orang yang aktif.
Terlepas dari konsumsi protein, selalu penting untuk minum banyak air sepanjang hari.
7. Kerusakan ginjal
Enggak ada studi utama yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada individu yang sehat.
Namun orang dengan penyakit ginjal sebelumnya dapat mengalami kerusakan ginjal, kalau tubuhnya kelebihan protein.
Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang nitrogen ekstra dan produk sisa metabolisme protein.
8. Sembelit
Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat.
Meningkatkan asupan air dan serat dapat membantu mencegah sembelit.
Melacak pergerakan usus mungkin bisa membantu.
9. Diare
Makan terlalu banyak susu atau makanan olahan, ditambah dengan kekurangan serat, dapat menyebabkan diare.
Diare parah dapat terjadi jika tubuh seseorang enggak toleran laktosa atau mengonsumsi sumber protein, seperti daging goreng, ikan, dan unggas.
(*)
Baca Juga: Murah Bergizi, Tempe Punya 5 Manfaat Ini Kalau Kita Makan Tiap Hari!