Being Me

By Astri Soeparyono, Kamis, 4 Desember 2014 | 17:00 WIB
Being Me (Astri Soeparyono)

                  "Sejak kapan kamu berdiri di sini? Kamu mendengar semuanya, ya?"

                  "Kalaupun aku mendengarnya, apa pedulimu? Toh urusanmu bukan urusanku." Lolita buru-buru memunguti pecahan gelas di lantai dan membuangnya di bak sampah. Endita memegang bahunya.

                  "Loli, maafkan aku."

                  "Tak apa, biar aku yang ganti gelasnya."

                  "Maksudku maafkan aku yang telah mengacaukan persahabatan kita dengan obsesi butaku."

                  Lolita terdiam.

                  "Lol, kamu tak pernah memberiku kesempatan untuk minta maaf. Kamu selalu menghindariku."

                  "Seingatku aku tak pernah menghindarimu. Kenyataannya teman-temanmu sudah menyita waktumu. Kamu tidak cukup berusaha untuk minta maaf padahal kamu tahu di mana rumahku."

                  "Please, Lol, jangan sinis."

"Aku tidak sinis, aku cuma marah. Bayangkan, Dit, dua semester! Hampir setahun aku harus melihatmu menjadi orang asing, sekadar boneka, tanpa kehendak dan buta. Sekarang kamu baru menyadarinya, itu pun karena kamu putus dengan Alex dan otomatis kamu telah terlepas dari mereka. Kamu baru mengingatku saat kamu sendiri. Kamu anggap aku ini apa? Rongsokan yang kamu pungut kembali?"

                  "Ya ampun, Lol. Sebegitu parahkah aku menyakitimu?"

                  "Sudahlah. Kita lupakan semua ini." Lolita hendak beranjak namun Endita mencegahnya.