The Sweetest Game

By Astri Soeparyono, Kamis, 28 Agustus 2014 | 16:00 WIB
The Sweetest Game (Astri Soeparyono)

"Elo ternyata enggak kalah kekar, ya, dari Oka! Lihat tuh, hampir six-pack!" Citra menunjuk perut Fahri. Fahri tampak salah tingkah. Sementara Oka telah siap menuliskan sesuatu di punggung Fahri yang posisinya menghadap ke pintu dan jendela kelas. Dengan cepat Oka menuliskan sesuatu di punggung sang ketua kelas.

"Awas ya, lo! Gue enggak bakal maafin elo kalo tulisannya menghancurkan reputasi gue!" Fahri mulai curiga. Oka menahan tawanya. Satu per satu temannya membaca tulisan di punggung Fahri: NAMA GUE FAHRI. GUE KETUA KELAS XII IPA 3. GUE SEKSI.

Tawa mereka tak bisa ditahan lagi. Suasana kembali gaduh. Fahri berusaha membaca tulisan itu namun gagal. Tak ada cermin di sana. Dan tak mungkin dia mencari cermin ke kamar mandi karena dia telanjang dada. Dia hanya tersenyum kecut.

"Ayo lanjutkan! Gue suka permainan ini!" Sekarang giliran Amanda yang menekan tombol play hingga semua temannya kembali saling oper gelas air mineral. Sesekali mereka melirik keluar kelas, ada beberapa cewek yang tertawa saat membaca tulisan di punggung Fahri. Dan seketika itu juga mereka kembali tertawa geli.

"Nah! Mampus lo, Ka! Sekarang elo yang kena!" Fahri berteriak kegirangan saat gelas air mineral ada di tangan Oka tepat saat musik berhenti.

"Kalo gue sih, mau truth atau dare, enggak masalah. Silahkan!" Oka terlihat santai melirik ke arah Cindy.

"Gue punya satu tantangan buat lo!" Cindy, orang di sebelah kanan Oka, tersenyum sinis.

"Apa?" Oka tetap menjawab dengan santai.

"Nembak Amanda." Cindy akhirnya bisa membuat Oka panik.

"APA?!" suara Oka tampak tidak sesantai tadi.

"Bukan hal yang anti-mainstream, kan?" ujar Cindy lagi.

Kali ini Oka justru membuat teman-temannya yang lain bingung. Kenapa Oka begitu kaget dengan tantangan ini?