Balada Calon Ketua Osis

By Astri Soeparyono, Kamis, 7 Agustus 2014 | 16:00 WIB
Balada Calon Ketua Osis (Astri Soeparyono)

"Calon Ketua OSIS, kok enggak semangat, sih?"

"Kayaknya bukan aku yang akan terpilih, deh," kata  Fahri yang kemudian menunujuk mejanya. "Tulisan-tulisan di meja ini adalah salah satu alasannya. Kelihatannya banyak orang yang tidak suka padaku."

Ike meringis.

"Ngomong-ngomong kamu pilih siapa, Ke?  Andre, ya?" tanya Fahri.

"Aku pilih Adnan," jawab Ike. "Diantara semua kandidiat, cuma dia yang dapat simpatiku. Aku lumayan kenal Adnan, dia lucu dan jujur, programnya juga lumayan."

"Oh, Adnan memang lucu," Fahri membenarkan, "Dia juga jarang complain kalau diberi tugas, tipe orang yang sedikit bicara banyak kerja."

"Maaf, Ri, aku enggak dukung kamu, padahal kita teman satu kelas," ujar Ike. "Tapi jujur Ri, meski kamu sering menonjolkan diri, tapi kamu tidak meraih banyak simpati."

"Dengan kata lain, aku hanyalah  tukang eksis atau banci tampil," sahut Fahri dengan nyengir.

"Anggap aja itu kritik membangun," timpal Handri yang muncul tiba-tiba.

Ike mengangguk setuju.

Fahri akhirnya tersenyum. Ia juga kelihatan senang bisa mengetahui tentang sikapnya yang kurang disukai orang lain.

Setelah tiga hari, Ketua OSIS terpilih diumumkan.  Hasil perhitungan suara menyatakan Adnan menang telak dan berhak menyandang jabatan Ketua OSIS. Fahri  meraih suara terbanyak kedua, lebih banyak tiga suara dibanding Andre . 

Fahri langsung menghampiri Adnan untuk menyampaikan selamat dengan tulus.  Sedangkan Andre masih shock  dengan kekalahannya dan berdiri kaku di depan papan pengumuman.

Kini Fahri menjabat sebagai Wakil Ketua OSIS dan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik untuk membantu Adnan.  Sementara itu di kelas, mendadak ada seseorang lagi yang selalu terlihat murung. 

Pagi-pagi, Fika sampai di kelas dengan mata berkaca-kaca.  Fika lalu duduk, membuka tas dan mengeluarkan spidol dari tempat pensilnya.  Ia tampak menulis sesuatu di mejanya sendiri, lalu saat air matanya tak tertahankan lagi, Fika menghambur ke luar kelas.

Fahri, Handri, dan Ike menyaksikan kejadian itu.  Mereka bertiga mendekat ke meja Fika untuk tahu apa yang dia tulis.  Tulisan itu adalah 'Andre brengsek'.

Handri memandang Ike penuh arti.  Ike mengangguk pelan, memberi isyarat bahwa memang Fika juga yang selama ini menulis ejekan-ejekan di meja Fahri karena Fika menganggap Fahri tidak layak menjadi Ketua OSIS. 

Lalu, alasan mengenai Fika yang jadi murung dan sedih, juga alasan dari tulisan di mejanya yang berkaitan dengan Andre, Ike sudah tahu penyebabnya.  Melisa memberi tahu Ike bahwa ternyata Andre sudah punya pacar di sekolah lain, dan Fika patah hati karenanya.

(Oleh :  Indri Hapsari, foto: wifflegif.com)