Dialah Graha

By Astri Soeparyono, Sabtu, 10 Mei 2014 | 16:00 WIB
Dialah Graha (Astri Soeparyono)

            Oke. Aku makan dengan cara nyaris persis bangsa Ethiopia yang habis terkena bencana kelaparan parah.

            Di sebelahku, aku baru sadar Graha menatapku dengan sandwich yang berhenti di tengah jalan menuju mulutnya.

            Aku balas meliriknya takut-takut. Lord, save me... aku berdoa  dalam hati. Kenapa dia kelihatan kesal sekali, sih? Aku salah apa?

            Aku menatap ke sekitarku dengan bingung, persis anak cupu yang mati kutu. Apa aku tanpa sadar berbuat salah? Kakiku nginjak kotoran kucing dan baunya menyebar, misalnya.

            Tiba-tiba dia berdiri di sebelah bangkuku dan meletakkan sandwichnya yang masih utuh di atas mejaku.

            "Enggak kamu makan?" tanyaku tanpa berani menatapnya.

            "Enggak. Lihat caramu makan aja udah bikin aku kekenyangan," jawabnya, lalu beranjak pergi.

            Apa? Apa maksudnya, tuh? Sialan.

            Tapi setelah sandwich itu melewati kerongkonganku, baru aku terpikirkan suatu kemungkinan. Apa dia kasihan melihatku kelaparan?

***

            Manis. Innocent. Mirip anak anjing malah. Itulah pendapatku tentang Graha setelah sekitar sebulan mengenalnya. Dia juga jadi pemalu saat dia merasa senang. Misalkan saat aku memujinya , atau bahkan hanya karena aku mengucapkan terima kasih setelah dia membantuku sesuatu.

            Lucu. Graha itu.