"Tau apa lo tentang hidup gue?!" tanya Bintang ketus, memotong pembicaraan Ica.
Ica terdiam. Kaget. Dia tidak bisa menjawab.
"Lo enggak tau apa-apa tentang hidup gue. Jadi enggak usah sok berpendapat, deh!"
"Hmm...lo suka baca novel, ya?" tanya Ica lagi mencoba untuk mengganti topik. "Kalau gue enggak terlalu suka sama novel, tapi gue suka baca. Gue lebih suka baca komik, dalam seminggu gue bisa beli 3 komik. Nyokap gue sampe heran...."
"Lo bisa diem, enggak?!" bentak Bintang. "Enggak ngeliat gue lagi ngapain?!"
"Liat, kok. Lagi baca novel, kan? Judulnya Life. Apa musti gue kasih tau juga pengarangnya?"
"Lo keras kepala banget, ya?"
"Ha-ha-ha, banyak sih yang bilang kayak gitu."
Hening sejenak di antara mereka. Hingga akhirnya Bintang bertanya, "Menurut lo hidup itu perlu dinikmatin?"
Ica agak kaget mendengar pertanyaan itu. Kemudian ia menjawab, "Perlu banget! Malahan emang harus dinikmatin. Karena hidup itu cuma sekali seumur hidup. Gue malah takut kalau seandainya gue meninggal nanti dan gue enggak punya kenangan apa-apa selama hidup di dunia ini."
... Hidup itu cuma sekali seumur hidup. Gue malah takut kalau seandainya gue meninggal nanti dan gue nggak punya kenangan apa-apa selama hidup di dunia ini. Perkataan Ica terus terpikirkan oleh Bintang. Kenangan? Apa itu perlu?