Penyu

By Astri Soeparyono, Sabtu, 30 November 2013 | 16:00 WIB
Penyu (Astri Soeparyono)

            Tiba-tiba langkah Shayu terhenti melihat seekor penyu betina mematung. Shayu menghampiri penyu itu. Petaka.

            "Ada apa, Bu?" tanya Shayu pada si penyu, Ambu.

            "Manusia-manusia itu, mereka merampas telur Ambu, " kata Ambu sambil menangis. Ada pilu yang terbaca jelas. Shayu melihat, para manusia itu menggali pasir, mengumpulkan telur demi telur Ambu. Padahal, Ambu sudah susah payah menyembunyikan telurnya.

            Shayu tahu sekali, siang malam Ambu berdoa agar ia tidak perlu kehilangan telur lagi. Kini Shayu tahu, tak ada rumus tungal untuk menjadi seorang ibu yang tegar karena kehilangan anak. Ambu dikurung keputusasaan.

            Andai manusia-manusia itu mau mengerti.

            Dengan berani, Ambu berteriak pada manusia-manusia itu, memrotes, memaki, mengutuk. Tapi dari dulu sudah percuma. Sampai tumpah isi langit, manusia tidak mengerti bahasa penyu.

            Ambu terus marah sampai suaranya habis.

            Shayu melotot.

            Tak percaaya, adik-adiknya tak 'kan pernah ada, seperti kakaknya yang raib dalam telur.

 

(Oleh: Citra Dewa Garini, foto: weheartit.com)