Anak Ayam dan Sekaleng Puisi

By Astri Soeparyono, Sabtu, 28 September 2013 | 16:00 WIB
Anak Ayam dan Sekaleng Puisi (Astri Soeparyono)

 

semangat ya buat OSN nya, kamu pasti bisa! Ganbatte :)

Hanya berselang satu menit, HPku bergetar, dia membalas smsku

 

iya iya :)

Di satu sisi aku bahagia dia masih menyempatkan waktu untuk membalas smsku, tapi di sisi lain, tidak bisakah dia memperlakukan pacarnya dengan sedikit romantis, dengan balasan sms yang panjang misalnya, atau dengan kata-kata yang manis?

Ahh, sudahlah. Aku menarik nafas perlahan.

Kalau Fatah saja fokus dengan OSN, sekarang aku juga harus fokus dengan tugas yang diamanahkan kepadaku. Aku dipercaya menjadi ketua panitia lomba mading 3D di sekolahku. Acara sudah semakin dekat, aku harus fokus memastikan tiap panitia menjalankan tugas mereka dengan baik. "Ayo semangat Din!" aku berteriak menyemangati diri sendiri.

Gemuruh teriakan siswa mulai terdengar nyata, berlarian menuju kelas mereka masing. Terdengar suara kernyitan gerbang yang ditarik satpam. Para cewek menarik rok mereka selutut agar lebih mudah berlari. Sedangkan para cowok berlarian menuntun motornya yang lalu mereka parkirkan di tempat parkir. Suasana pagi ini semakin gaduh, maklumlah sekarang sudah jam tujuh tepat dan guru pengajar sudah mulai berjalan menuju kelas yang mereka ajar.

Di saat mereka berlari terbirit-birit, aku hanya memasang pandangan menyeluruh dan berjalan dengan santai. Aku sudah hapal betul, Pak Wira, sang guru Matematika, bisa dipastikan datang terlambat. Dari kejauhan, nampak sosok berkacamata melambaikan tangannya ke arahku. Sosoknya tinggi, dengan senyum sumringah dan lepas. Dia berjalan mendekatiku dengan langkah gontai.

"Hei, Din" sapamya masih dengan senyuman lepas yang melekat.

"Iya, Kak. Ada apa?" jawabku sedikit melongo.