Lukisan Kelabu

By Astri Soeparyono, Minggu, 21 April 2013 | 16:00 WIB
Lukisan Kelabu (Astri Soeparyono)

"Tapi kenapa gue malah dapat cacian dan penolakan?"

 "Patah hati itu memang sakit, kawan. Tapi please deh, rugi banget kalau lo terus-terusan meratap kayak gini." Elma beranjak turun dan membuka pagar. "FYI, gue baru saja putus sama Ivan."

*

Raga membolak-balik cover sebuah buku di rak perpustakaan. Ia mendapat tugas kelompok Biologi, dan sialnya dua anggota kelompoknya yang lain malas mengerjakan. Jadilah ia satu-satunya anggota kelompok yang harus mengorbankan tenaga dan waktu atas nama kelompok. Sangat tidak adil, gerutunya. Kali ini ia berniat meminta bantuan Elma. Si super jenius itu pasti akan dengan senang hati meluangkan waktunya. Apalagi setelah putus dari Ivan, tentunya ia menginginkan suasana baru, bukan?

"Uhmm, sorry. Gue duluan ya," Raga yang siap meletakkan buku pinjamannya di meja petugas perpustakaan seketika mengurungkan tangannya saat sesosok gadis melesat mendahuluinya dan meletakkan beberapa buku pinjaman ke petugas.

"No problem." Raga menjawab pelan.

Beberapa menit kemudian sosok itu berbalik, "Silahkan," ucapnya. Raga terkesiap. Suara itu begitu lembut dan merdu. Sejenak ia terpaku. Otaknya sibuk menjawab berbagai pertanyaan. Siapa dia? Kelas berapa?

"Bu, tadi yang meminjam buku sebelum saya, namanya siapa ya?"

Raga buru-buru menitipkan bukunya di meja petugas perpustakaan dan berlari mengejar sang gadis. Ia tak tahu energi darimana yang membuat semangatnya meningkat berkali lipat saat mendengar suara dan wajah putih itu dari samping. Yang ia tahu hanya satu hal; apapun yang terjadi, ia bertekad harus mengenalnya. Harus.

*

Inilah saatnya menghapus bayang-bayang Rhein. Inilah saatnya bangkit dari sakit hati dan mencari sosok lain. Dan kini Raga telah menemukannya. Gadis itu duduk di bangku teras rumah yang sejuk. Berbagai macam bunga menghiasi pot-pot yang berjejer di sepanjang teras. Bunga bougenville biru yang rimbun menambah kesejukan rumah mungil itu.

"Hai," Raga turun dari motor dan menyapa sosok itu, hangat. Sosok itu balas tersenyum, bertanya apakah Raga lebih nyaman duduk di luar atau di ruang tamu. Raga memilih duduk di teras.