Selama ini aku salah.
Tasia tidak pernah memahamiku. Di matanya aku tak lebih dari sebuah boneka teddy yang tuli dan bisu, buta dan mati. Aku hanya Jessie. Aku hanya sebuah nama yang tak memiliki jiwa, benda mati yang hanya mengandalkan perasaan untuk memahami. Aneh... ternyata perasaan bahagia bisa membuat seseorang buta akan hal yang benar.
Dan sekarang aku hanya ingin tahu. Siapakah nama penciptaku? Dia mana dia saat ini? Apa ia masih hidup? Aku tidak tahu. Dialah satu-satunya manusia yang memahamiku, meskipun kami tak pernah saling berbicara dan bersua lagi. Dia sadar bahwa selama ini aku kesepian, hal yang bahkan tak kusadari, dan mengirimkanku sebuah teman. Sebuah teman yang kini pergi....
(Oleh: Benefitasari Intan Nirwana, foto: imgfave.com)