Cinta Dari Nada

By Astri Soeparyono, Rabu, 6 Juni 2012 | 16:00 WIB
Cinta Dari Nada (Astri Soeparyono)

Satu jam berlalu sejak bel jam pelajaran kimia berbunyi. Karena Bu Eni, guru kimia kelas II IPA 3 sedang cuti, jadi hari ini jam pelajaran kosong. Nada masih memandangi  kertas soal-soal kimia didepannya. Ia baru mengerjakan setengah soal kimia yang diberikan oleh Pak Edy, guru pengganti, yang harus rela mengawasi dua kelas sekaligus di hari itu. Ketika Pak Edy keluar untuk memeriksa kelas yang lain, suasana di dalam kelas menjadi kembali normal, lebih meriah!

Soal-soal kimia masih memenuhi kepala Nada. Kepala Nada semakin sesak ketika didengarnya lantunan lagu yang memecah konsentrasinya. Suara itu dari bangku sebelahnya. Tio dan kawan-kawannya menyanyi lagu ciptaannya sendiri yang beraliran Heavy Metal. Suara Tio yang serak terdengar menusuk telinga.

 

Merasakan hampamu...begitu menyakitkan...hanya menatapmu dari jauh...

 

Untu sesaat Nada mencoba memakluminya, tapi lama-lama telinganya panas juga. Emosinya mencapai batas didih. Lalu ditegurnya Tio dengan suara tak kalah kerasnya.

"Heh, berisik banget! Bisa diam enggak sih? Kalian ganggu konsen teman-teman yang lain saja, ini kan masih jam pelajaran!"

"Pikiranmu saja yang enggak nyampe ngerjain soal Kimia. Eh, pakai nyalah-nyalahin orang segala," balas Tio ketus tanpa menatap ke arah Nada.

Hati Nada makin panas. "Gue enggak bisa ngerjain soal gara-gara dengar lagu lo yang norak itu, paham enggak sih? Kalau mau nyanyi di laut saja gih!"

"Apa Norak? He he... emang norak...apalagi kalau lo yang dengar, tambah norak deh."

"Terserahlah!" ucap Nada kembali menekuni soal-soal kimianya.

Tio dan kawan-kawannya ngeloyor pergi meninggalkan kelas setelah menitipkan kertas soal kimia mereka yang masih kosong kepada ketua kelas. Seperti biasa, ketua kelas terpaksa mengisi penuh kertas jawaban mereka tanpa diminta dua kali. Atau bogem mentah dari Tio yang akan memerintah.