Cinta Dari Nada

By Astri Soeparyono, Rabu, 6 Juni 2012 | 16:00 WIB
Cinta Dari Nada (Astri Soeparyono)

Tio tidak dapat mundur lagi. Harga dirinya sebagai lelaki sejati tertantang. "Heh, lo mau enggak jadi pacar gue?" tanya Tio tidak dapat menghilangkan sifat kasarnya. Tio menyadarinya, namun terlambat ia tidak dapat menarik ucapan kasarnya tadi. Baru kali ini nyalinya ciut. Tio semakin bingung hendak berkata apa lagi.

"Kok gitu sih? Dasar! Terus jawaban Nada gimana?" ucap Tika lancer, seakan sudah ahli dalam hal perjodohan dadakan.

"Apa enggak bisa lebih sopan lagi ke cewek, hah!" tantang Nada menatap kedua mata Tio dalam-dalam.

Kali ini Tio mengerti. Seakan mendapat wahyu yang langsung turun dari atap genteng sekolah. semangatnya bangkit kembali.

"Na...Nada, maukah kau menerimaku menjadi kekasihmu....memang aku enggak pantas untuk cewek secantik kami...tapi aku ingin melakukan yang terbaik untukmu...walaupun harus mati...atau..."

"Ya! Boleh deh," jawab nada dengan suara nyaring. "Tapi, kalau lo tetap suka berkelahi, langsung PUTUS-TUS-TUS.

Ruang kelas terdengar semakin gaduh.

"Pertanyaan aneh, dijawab aneh, dasar pasangan aneh. Enggak ada romantis-romantisnya," gerutu Tika sambil nyengir. Rencananya sukses besar.

Nada dan Tio hanya tersenyum. Mereka merasakan hari itu sebagai hari yang cepat sekali berlalu. Mereka tidak ingin hari itu cepat-cepat berlalu.

***

"Heh, terus Tomi gimana nih?" tanya Tio. "Pulang sekolah ini, aku akan  bikin perhitungan sama dia" ucap Tio.

Sekolah sudah berakhir, Rumah Tio dan Nada satu jurusan.

"Hua...ha...ha... lo belum kenal Tomi sudah bilang kayak gitu."

"Emang Tomi siapa sih? Anak presiden?" mendengar pertanyaan Tio, Tika malah semakin terbahak-bahak.

"Tomi itu...enggak pernah ada. Itu cuma nama yang gue bikin sendiri buat godain lo dan Nada. Tapi kok malah jadi acara penembakan gitu ya. Lebih bagus dari rencana yang sudah di susun mateng," jelas Tika lancer sambil senyum-senyum centil. "Lo enggak lihat dulu sih, kertasnya kan enggak ada tulisannya!" jelas Tika enteng.

Tio cuma bisa nyengir. "Aku jadi punya urusan nih!"

Oleh: Mahdafius & Annz Putri