"Yee! Ge-er gila lo! Sudah deh, sini saja," sanggah Fahmi cepat. Galih diem aja sambil bolak-balik halaman majalah.
Aku berjalan menghampiri Fahmi dan Galih. Segera ku ambil posisi wuueeenak! Di depan Fahmi dan Galih.
"Apaan Mi?" tanyaku.
"Ini lho! Ada artikel soal cokelat. Kali saja tertarik," segera Fahmi tarik majalah dari tangan Galih dan menyodorkannya didepanku.
"Oi! Gue lagi baca!"
"Cokelat: pemecah masalah ," bacaku pelan.
"Iye, cokelat: pemecah masalah. Lo bawa balik saja majalah gue," tawar Fahmi.
"Ye. Gimana sih lo Mi? kan gue duluan minjem tuh majalah," Galih gak terima.
"Halah, lo kan sukanya Cuma baca zodiac doang. Paling-paling juga lo Cuma liat bagian asmara ama duit saja, sambil mikir'Apa iya ya gue sama Nidia enggak cocok lagi?'Apa iya ya Nidia sudah enggak suka lagi sama gue? 'Percaya amat sama zodiac!" timpal Fahmi tajam.
"Kingkong lo", Galih ngaku kalah.
"Oke nih kayaknya, gue bawa balik ya?" pintaku pada Fahmi.
"Kan sudah gue bilang lo bawa balik saja, tertarik juga kan lo?" ledek Fahmi sambil tertawa kecil.