Mungkin kita bertanya-tanya, biaya sebesar itu untuk apa aja, sih? Industri musik Korea mengenal sistem trainee, yaitu para calon idol ini diberi pelatihan sebelum akhirnya debut. Lamanya masa trainee bermacam-macam, bisa hitungan bulan, atau bahkan tahunan.
Seulgi ‘Red Velvet’ butuh waktu tujuh tahun sebelum akhirnya debut. Ketika menjadi trainee, mereka sudah menandatangani kontrak, namanya trainee contract. Kalau masa kontrak sudah lewat, mereka bisa memperpanjangnya. Namun, enggak jarang juga yang akhirnya berhenti jadi trainee atau pindah ke agensi lain.
Dikutip dari Soompi.com, yang menerjemahkan artikel dari Naver Korea, seorang sumber dari agensi musik menyebutkan, kalau trainee enggak hanya menerima pelatihan, tapi juga mendapat tempat tinggal, makanan, dan pelajaran (vokal, dance, akting dan bahasa asing).
Besar kecilnya sebuah agensi berpengaruh terhadap jumlah trainee yang mereka punya dan seberapa besar uang yang dikeluarkan. Agensi besar bisa memiliki 20-30 trainee, contohnya SM Entertainment.
“Meski kelihatannya trainee ini enggak melakukan apa-apa, mereka bisa memakan biaya sekitar 30 juta won atau sekitar Rp360 juta setiap bulan,” ungkap sumber tersebut. Karena ini, kadang agensi kecil enggak memiliki kontrak antara trainee dan perusahaan, saking mahalnya.
Sudah lama training, belum tentu kita bisa debut. Bahkan, di detik-detik terakhir, bisa saja kita enggak jadi debut. Heo Chanmi, yang ikut di acara Produce 101, dulunya adalah calon anggota SNSD. Chanmi pernah mengaku kalau dia sudah rekaman lagu Into The New World, lagu debut SNSD, tapi Chanmi enggak berhasil debut sebagai SNSD.
Gong Seung Yeon, aktris Korea ini dulu sempat jadi trainee di SM Entertainment dan merupakan calon member Red Velvet, tapi dia keluar sebelum debut dan memutuskan jadi aktris.
Dikutip dari koreaherald.com, ada pengakuan dari seorang mantan trainee SM. Dia menulis di blognya, “Aku menjadi trainee selama lima tahun tapi enggak pernah ada kesempatan untuk debut. Enggak ada satu hari pun aku enggak berlatih,” ungkapnya.
Meski agensi enggak selamanya mengatur latihan, karena persaingan ini, seringkali trainee menambah sendiri jam latihan mereka.
Mantan trainee YG Entertainment juga membocorkan, “Awalnya itu berat banget. Pendidikan jadi prioritas terakhir kami dan kami harus bisa mengambil hati para staf dan CEO, itu prioritas utama. Ini merupakan waktu yang mengerikan untukku. Yang awalnya teman, lama-lama jadi rival.”