Prestasi Dewi ‘Dee’ Lestari di bidang menulis emang udah enggak perlu diragukan lagi nih, girls. Siapa sih yang enggak tahu karya yang udah dilahirkan oleh penulis yang satu ini? Sebut aja serial Supernova, Rectoverso, Perahu Kertas, Madre, dan masih banyak lagi.
Tapi masih banyak kan yang enggak tahu gimana perempuan kelahiran 20 Januari 1976 ini menghabiskan masa remajanya? Apa sosok Dee juga pernah ngerasa insecure sama dirinya kayak kita? Gimana cara Dee untuk melewati itu semua?
Yuk simak Dewi ‘Dee’ Lestari yang mengungkap masa kecil dan remajanya. Ternyata Dee juga pernah ngerasa enggak PD!
“Saya suka menulis sejak kecil. Seingat saya, dari kelas 5 SD saya sudah mulai membuat novel-novelan. Waktu remaja, SMP-SMA, saya juga suka menulis, tapi tidak terlalu serius karena saat itu saya lebih fokus ke musik.
Waktu kecil hingga remaja saya banyak membaca buku-buku Enid Blyton, komik drama Jepang, dan sedikit-sedikit mulai menyukai puisi.”
Banyak orang yang enggak tahu kalau sejak tahun 90an Dee sudah aktif mengirim tulisannya ke berbagai media cetak. Salah satu cerpennya berjudul "Sikat Gigi" pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung, Jendela Newsletter.
Dan di tahun 1993, cerpen yang ditulis Dee memenangkan juara pertama di ajang perlombaan yang diselenggarakan oleh majalah Gadis. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul "Rico the Coro" yang dimuat di majalah Mode.
Ternyata sejak kecil pula sudah banyak orang yang mendukung hobi menulis Dee ini. Bahkan ia mengatakan kalau keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya menjadi pembaca pertama cerita-cerita yang digubah olehnya saat itu.
Meski begitu, baik Dee maupun orang-orang terdekatnya enggak menduga kalau nantinya hal ini akan menjadi profesinya kelak.