“Semuanya menyambut positif bahkan kegandrungan dengan cerita yang bikin. Tapi, mereka pun tampaknya tidak membayangkan bahwa menulis akan menjadi profesi saya kelak.
Saya juga saat itu tidak terbayang ke arah sana. Yang saya tahu hanya saya suka menulis dan berangan-angan satu hari nanti menerbitkan buku.”
Dee juga menyebutkan bahwa sang ibunda lah yang menjadi salah satu supporter terbesar dalam perjalanan karier Dee menjadi seorang penulis.
“Salah satu supporter terbesar saya adalah ibu saya sendiri. Dulu, beliau yang meyakinkan saya bahwa saya punya bakat menulis.”
Surprisingly, sama seperti kita, ternyata perempuan yang juga jago menyanyi dan menulis lagu ini juga pernah ngerasa enggak percaya diri dengan tubuhnya lho.
Hebatnya, Dee enggak memfokuskan diri pada apa yang ia rasa menjadi kekurangannya itu. Justru dia berhasil keluar dari insecurity-nya dan menciptakan karya-karya yang positif.
“Tentu saja saya pernah ngerasa insecure. Pernah jerawatan, pernah merasa kurang kurus, pernah merasa kurang modis, dan sebagainya. Untungnya, karena saya terlibat cukup banyak di kegiatan lain, soal penampilan tidak pernah jadi fokus saya terus menerus.
Lalu menurut Dee apa saja ya hal utama yang seharusnya dimiliki oleh seorang perempuan khususnya di Indonesia supaya bisa berhasil mewujudkan mimpinya seperti Dee Lestari?
“Kita harus tetap memelihara rasa ingin tahu, ingin belajar. Menurut saya itulah modal besar untuk seseorang bisa maju, terlepas gendernya apa.
Itulah modal terbesar untuk kita mencapai potensi terbaik kita kelak.”
Belajar dari Dee lestari, ternyata kecintaan kita terhadap sesuatu itu belum cukup untuk menjadi modal menggapai cita-cita nih, girls. Lebih jauh lagi, seharusnya kita terus mengasah apa yang menjadi passion kita supaya setiap hari makin baik lagi.
Kalau akhirnya kemampuan kita sudah berkembang, kita akan jauh lebih siap untuk menyambut setiap tantangan dan kesempatan yang ada di depan mata. Jadi, tetap semangat ya!