Selain Situs Kejaksaan Agung dan Dewan Pers, Ini 5 Kisah Hacker Indonesia yang Sempat Viral

By Ifnur Hikmah, Rabu, 31 Mei 2017 | 03:10 WIB
foto: twitter.com (Ifnur Hikmah)

Hacker kembali beraksi, nih. Kali ini, situs Kejaksaan Agung dan Dewan Pers yang menjadi korban.

Mereka meretas website tersebut hari Rabu, 31 Mei 2017, dan meninggalkan pesan yang hampir sama, yaitu tentang persatuan Indonesia.

Selain kasus ini, ada kejadian serupa lain yang pernah terjadi di Indonesia.

Selain situs Kejaksaan Agung dan Dewan Pers yang diretas, ini 5 kisah hacker Indonesia yang sempat viral.

Website salah satu provider telekomunikasi di Indonesia menjadi korban hacker. Si hacker ini membobol website tersebut dan meninggalkan kata-kata berisi keluhan.

Kejadian ini langsung viral. Dan, bukan kali ini aja seorang hacker Indonesia membuat heboh.

(Kita juga bisa menjadi korban hacker. Lihat di sini cara agar akun pribadi kita enggak di-hack)

Bulan Maret 2017, seorang hacker bernama Haikal sempat bikin heboh. Dia nge-hack situs tiket.com dan berhasil meraih uang senilai 4.1 miliar rupiah, seperti dikutip dari tribunnews.

Haikal yang masih berumur 19 tahun ini berhasil ditangkap oleh petugas Siber Bareskrim Polri di daerah Tangerang. Setelah sebelumnya, tiga orang anak buahnya ditangkap di Kalimantan.

Yang membuat berita ini ramai adalah Haikal hanya lulusan SMP dan sudah berhasil nge-hack lebih dari 4.600 situs.

Bahkan situs beberapa situs luar negeri, ojek online, pemerintah pusat dan daerah. Bahkan situs Polri juga pernah dia jebol.

Selain mencari keuntungan, Haikal mengaku kalau dia pengin unjuk gigi aja.

Kejadian ini juga sempat bikin heboh. Tepatnya ketika video BTS di website Big Hit Entertainment diganti dengan video Knock Knock dari Twice.

Ternyata, pelakunya berasal dari Indonesia dan dikenal dengan nama Indonesian Cyber Army.

“Namaku IDCA, aku berasal dari Indonesia. Hobiku adalah menyerang dan memaksa masuk ke dalam sebuah sistem.” 

Akibatnya, ARMY (sebutan untuk fans BTS) dan Once (sebutan untuk fans Twice) terlibat fanwar.

Lihat cerita lengkapnya di sini.

Bulan Agustus 2016, situs MUI juga jadi korban hack.

Ketika membukanya, di halaman pertamanya muncul kata-kata kasar.

Parahnya lagi, ketika tulisan itu diklik, maka kita akan diarahkan ke halaman yang berisi hujatan buat kelompok ISIS.

Menurut sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam, ini pertama kalinya situs MUI di-hack.

Selain situs MUI, sitis ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia) juga pernah di-hack.

Tepatnya setelah ICMI melontarkan keinginan untuk memblokir Google dan YouTube.

“Cuma security test ringan. Dear bapak/ibu ‘Cendekiawan’ ICMI, this is friendly reminderImprove your security first, baru ngomongin blokir Google. Anonymous –Kota Cantik,” tulis sang hacker.