Curhat Vidi Aldiano Saat Menjalani Puasa di Luar Negeri. Terasa Berat dan Bikin Kangen Keluarga

By Ifnur Hikmah, Senin, 29 Mei 2017 | 15:06 WIB
Foto: Instagram @vidialdiano (Ifnur Hikmah)

Berpuasa memang jadi satu hal menantang bagi kita yang menjalankannya.

Enggak heran, setiap kali puasa banyak banget godaan yang mesti kita lalui buat sebulan penuh jangan sampai bolong.

Apalagi, buat kita pelajar atau mahasiswa yang sedang merantau di luar negeri, puasa bakal terasa berat banget.

Hal ini juga dialami salah seorang penyanyi cowok Indonesia, Vidi Aldiano, yang pernah menyelesaikan pendidikannya di Amerika.

Berikut curhat Vidi Aldiano saat menjalani puasa di luar negeri yang berat dan bikin kangen keluarga.

(Baca juga, pengalaman imsak dan buka puasa di pilot & pramugari di pesawat)

Saat menyelesaikan summer course-nya di Amerika, Vidi sempat menjalani ibadah puasa di sana.

Ada banyak perbedaan menjalankan ibadah puasa di Amerika dan di Indonesia.

Salah satunya yaitu di perbedaan jam yang cukup jauh.

“Puasa di luar negeri itu pokoknya enggak enak deh. Pertama gue ngerasain waktu sekolah musik di Amerika itu puasanya dari jam 3 pagi sampai jam 10 malam. Itu puasa terberat gue,” kenangnya.

Vidi juga cerita kalau saat itu di Amerika sedang berlangsung musim panas (summer) dan matahari terbenam sekaligus maghrib baru sekitar pukul 10 malam.

(Ini tips tetap kuat puasa saat sedang menghadapi ujian)

Di sana itu kondisi cuacanya panas banget, beda sama di Jakarta. Panasnya itu yang bikin kita lebih cepat haus,” cerita Vidi.

Menurut Vidi, saat musim panas (summer), cuaca di Amerika akan cenderung sangat panas dan kering.

Nah, kondisi seperti inilah yang kadang-kadang bikin kita enggak tahan karena rasanya pasti haus banget.

Seperti yang dilansir salah satu artikel dari kompas.com, kalau musim panas di Amerika berlangsung dalam bulan Juni – Agustus.

Jadi buat yang sedang menjalani puasa atau yang akan melakukan studi di Amerika bisa memperkirakan aja kalau musim panas akan berlangsung pada rentang bulan tersebut.

(Ternyata saat sudah waktunya berbuka kita harus berbuka puasa, enggak boleh ditunda. Baca di sini alasannya)

Menjalankan ibadah puasa tanpa keluarga, sahabat maupun kerabat dekat memang rasanya semakin berat.

Waktu di Amerika gue puasanya sendiri. Enggak ada keluarga. Teman-teman gue juga enggak ada yang muslim juga. Di sana juga enggak ada vibe special, kalau di Indonesia kan semua seragam. Makanya, waktu di Amerika puasa jadi lebih berat,” curhatnya di sela-sela Konferensi Pers Peduli Anak Indonesia bersama Puyo Desserts.

Bayangin aja, kalau di Indonesia mayoritas berpuasa, jadi sama-sama ngerasain harus menahan haus dan lapar, serta bisa menjalankannya bareng keluarga maupun sahabat.

Sedangkan di tempat Vidi menyelesaikan summer course-nya ini, hampir semua teman-temannya tidak berpuasa.

Mau enggak mau, ya harus bisa tetap menahan haus dan lapar selama kurang lebih 19 jam sendirian.

Karena meskipun menjadi suatu kewajiban, esensi puasa bukan dari hanya menahan haus dan lapar aja ya.

Tapi juga bisa menerima tantangan untuk menahan diri kita dari segala bentuk hawa nafsu!

(Yuk intip, tempat favorit cowok berbuka puasa berdasarkan zodiaknya)

(Sara)