Menurut Penelitian, 8 Teori Medis Ini Ternyata Hanya Mitos. Kamu Udah Tahu?

By Debora Gracia, Rabu, 22 November 2017 | 11:33 WIB
Jangan langsung dipercaya, ya! (Debora Gracia)

Selama masa pertumbuhan, kita pasti sudah mengatur pikiran kita berdasarkan apa yang kita pelajari. Enggak tahu itu mitos atau fakta, asal itu menjadi kepercayaan dan diyakini banyak orang, pasti kita menyetujuinya. Benar enggak, girls? Tapi jangan salah, ternyata 8 hal yang katanya jadi teori medis ini cuma mitos, lho! Kamu udah tahu?

Banyak orang meyakini tubuh kita memerlukan air sebanyak 8 gelas per hari. Menurut Mayo Clinic, tubuh kita memerlukan air sesuai dengan jumlah air yang hilang setiap harinya. Kebutuhan air itu tergantung dari aktivitas yang kita jalani, dan lingkungan di mana kita berada.

Pernyataan ini bermula dari Badan POM tahun 1945, minum air minimal 8 gelas perhari. Tapi, ternyata ada gagasan yang mengikuti pernyataan itu, “Kuantitas ini sebagian besar ada dalam makanan siap saji,” hampir semua orang mengabaikan pernyataan itu dan akhirnya berasumsi bahwa harus mengonsumsi air sebanyak 8 gelas tiap hari.

Sering kita temukan peringatan untuk menonaktifkan ponsel di rumah sakit. Hal itu tentu saja karena kita beranggapan ponsel dapat menyebabkan gangguan elektromagnetik.

Beberapa penelitian di Inggris bilang kalau ponsel menyebabkan gangguan hanya sebesar 1 sampai 4% saja. Hal itu pun terjadi jika ponsel berjarak satu meter dari peralatan medis. Apalagi di zaman yang makin canggih ini, girls, ponsel dan peralatan medis yang semakin modern juga pasti meminimalisir gangguan itu terjadi.

Kamu tahu Schizophrenia? Menurut penelitian, Schizophrenia adalah gangguan jiwa kronis dan berat yang memengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Orang yang mengalami gangguan ini mungkin tampak seperti telah kehilangan kontak dengan kenyataan. Hal itu menyebabkan orang berpikiran bahwa pengidap Schizophrenia memiliki kepribadian yang terpisah.

Kenyataannya kepribadian yang terpisah itu juga dikenal sebagai Dissociative Identity Disorder (DID), keduanya adalah penyakit yang berbeda. Biasanya, orang yang menderita DID memiliki trauma parah sejak kecil.

(Baca juga: 7 Mitos Tentang Penyebab Kehamilan yang Enggak Masuk Akal Banget!)