7 Mitos Soal Labia, Si Bibir Vagina, Yang Enggak Perlu Kita Percaya

By Indra Pramesti, Senin, 19 Februari 2018 | 09:45 WIB
Berikut adalah mitos soal labia yang enggak harus kita percaya! (Indra Pramesti)

Labia dan klitoris sering dianggap dua organ yang sama, padahal keduanya memiliki struktur yang berbeda. Meski keduanya terletak berdekatan.

Labia dan klitoris berperan dalam rangsangan seksual. Labia memiliki fungsi untuk menjaga, karena kemampuannya untuk mecegah bakteri masuk ketika terjadi bukaan pada vagina. Klitoris dan labia berperan seperti penghalang masuknya mikroba.

(Baca juga: Bentuk Payudara Tiap Cewek Tuh Beda-beda, Punya Kamu yang Mana?)

Enggak perlu mmbersihkan organ intim dengan sabun karena kita cukup membasuhnya dengan air biasa. Kulit di bagian vulva, khususnya labia dan beberapa jaringan di sekelilingnya, memiliki sifat yang sangat sensitif. Sehingga penggunaan produk feminine hygiene dengan wewangian dapat berisiko menyebabkan iritasi.

Enggak perlu melakukan waxing atau mencabut rambut yang tumbuh di area labia. Karena rambut yang tumbuh di organ tersebut memang berfungsi untuk menjaga dari mikroba-mikroba jahat.

Proses menghilangkan rambut pada organ tersebut malah menimbulkan benjolan, labia memerah, dan gatal-gatal.

Kenyataannya, urat darah yang terlihat di sekitar labia adalah normal, terutama bagi ibu-ibu yang sedang hamil. Ini disebabkan karena meningkatnya aliran darah di organ pelvis dan hormon kehamilan, biasanya hal ini terjadi di trimester ketiga.

(Baca juga: Kenali Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Bisa Terjadi Pada Remaja)