Meskipun sudah putus dan telah menjadi masa lalu, mendengar berita kematian mantan pacar tetap saja membuat kita sedih dan terpukul. Ini karena kenangan kita terdahulu bersama dia turut menghilang juga.
Ketika Jonghyun meninggal, dan Shin Se Kyug datang melayat, publik kembali diingatkan kalau dulu mereka pernah pacaran.
Saat itu Se Kyung terlihat sedih dan tak kuasa menahan tangis. Meskipun sudah lama putus, bagaimanapun mereka pernah bersama, dan pasti ada rasa sakit ketika harus berpisah seperti ini.
Se Kyung enggak sendirian, karena kejadian serupa bisa menimpa kita. Yaitu ditinggal meninggal mantan pacar.
Hal ini dirasakan oleh dua cewek Indonesia yang harus menghadapi kematian mantan pacarnya. Yuk kita simak curhatan mereka!
(Baca juga: Surat Terakhir Jonghyun 'SHINee' dan 3 Hal yang Bisa Kita Pelajari dari Kejadian Ini)
Hubungan Nana, 22 tahun, dan mantan pacarnya bisa dibilang adalah cinta monyet. Meski banyak yang bilang cinta monyet bukan cinta yang serius, toh keduanya juga punya kenangan yang mereka syukuri masing-masing.
“Jadi kita memang udah kenal sejak SD, teman sekelas. Zaman dulu, masih SD ada juga kan yang pacar-pacaran? Nah, aku sama dia salah satunya,” curhat Nana, “tapi menjelang SMP, kita berdua putus sampai enggak pernah berhubungan lagi selama tahun-tahun di SMP itu.”
“Sampai suatu hari itu, aku kelas satu SMA waktu itu, ada teman aku ngasih surat. Dia bilang itu surat dari mantanku.”
Dalam suratnya, si mantan berterimakasih kepada Nana karena pernah menjadi cinta pertamanya. Dia juga meminta maaf karena harus berpisah dengan Nana.
Belum ada firasat apapun yang Nana rasakan, tapi setelah berselang beberapa hari, Nana mendengar berita kalau mantannya meninggal dunia akibat kecelakaan.
“Sedih banget. Cinta monyet memang, tapi sampai sekarang, kalau kebayang-bayang aku jadi susah konsentrasi,” tutupnya.
Berbeda dengan Nana yang mendapat firasat lewat surat, Ayu, asal Jakarta, diputus oleh mantannya dengan cara yang kurang mengenakkan.
“Dulu dia ngasih alasan putus karena katanya aku masih kayak anak kecil. Memang sih, waktu itu kita berdua pacaran waktu aku baru SMA dan dia kuliah. Pas aku semester pertama kuliah, dia mutusin aku.” curhat Ayu, “umur segitu, belum bisa mikir dewasa, aku agak marah karena dia pakai alasan itu. Selain itu aku juga pernah tahu dia nge-chat cewek lain.”
Dua alasan itu membuat Ayu enggak berpikir tentang firasat apapun.
Usai putus, keduanya masih sering berhubungan meskipun enggak intens seperti saat masih berpacaran. Sampai dia mendapat kabar dari adik si mantan kalau dia sakit.
“Sejak pacaran dia memang nunjukin gejala-gejala penyakit paru-paru basah. Sering batuk-batuk gitu. Kalau dikasih tahu enggak mau, disuruh jaga kesehatan juga susah,” tutur Ayu, “waktu dia sakit, aku coba ngejenguk dia. Tapi aku malah dimarah-marahin. Dia enggak mau nerima aku. Ada dua kali aku ngejenguk dia, tapi selalu dimarah-marahin.”
Tiga bulan berselang, Ayu yang saat itu dekat sama cowok lain tiba-tiba diajak ketemuan sama mantan pacarnya.
“Aku tolak. Alasannya karena aku udah dekat sama cowok lain.”
Setelah itu, lewat info dari adik si mantan, keadaan fisik mantan pacar Ayu semakin parah. Ayu mengaku dia sama sekali enggak berpikir firasat yang macam-macam. Dia cuma mikir, keadaan mantannya bakal kembali normal seperti sedia kala.
Beberapa minggu setelahnya, mantan pacarnya meninggal.
“Aku kaget banget. Sedih, terpukul, marah, nyesel juga. Nyesel kenapa pas dia minta ketemuan aku tolak.”
“Dia mungkin bukan pacar pertama aku. Tapi aku adalah pacar pertama dia. Mama sama adiknya pernah bilang kalau berkat aku, dia jadi lebih terbuka sama orang-orang di sekelilingnya,” tutup Ayu sambil menahan tangis.
(Baca juga: 5 Cara Merawat Diri Sendiri Saat Kita Merasa Depresi)
Seperti mimpi buruk, putus dengan pacar sering membuat kita menyalahkan banyak hal. Menyalahkan keadaan, menyalahkan karena kita harus terus menangis, menyalahkan dia yang egois. Enggak jarang, kita bahkan menyesal pernah mengenal orang itu.
Sama seperti putus, kematian juga mimpi buruk. Yang membedakan adalah, akan ada hari di mana kita memikirkan dia, tapi kita enggak menangis lagi.
Dan saat itu adalah waktu di mana kita cuma bisa bersyukur pernah mengenalnya dan berbagi kenangan yang indah bersama dia.
Putus dan kematian. Keduanya membuat kita jauh dari orang yang kita sukai. Keduanya memberikan jarak pada kita dan orang yang kita sayangi.
Ketika berada di posisi ini, tidak ada salahnya untuk mengekspresikan kesedihan, tapi kita juga harus merelakan. Dan, berhenti menyalahkan diri sendiri, terutama menyalahkan gagalnya hubungan kita dengan dia dulu.
Hal ini enggak hanya memudahkan jalannya, tapi juga membantu kita untuk tenang dan ikhlas.
Sesekali, jika kita sudah tenang, kita akan ingat masa bersama dulu, dan ketika teringat, kita bisa memikirkannya dengan tersenyum, karena kita pernah berarti di hidupnya, juga sebaliknya.
(Baca juga: Hal Yang Perlu Kita Ketahui Dari Copycat Suicide dan Bagaimana Cara Mencegahnya!)