Berita mengejutkan datang dari Kpop idol, Jonghyun 'SHINee' yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri pada Senin, 18 Desember 2017.
Terlepas dari tekanan yang dirasakannya, fakta bahwa cowok lebih rentan bunuh diri dibandingkan cewek memang sudah dibuktikan dengan fakta yang ada.
Lebih dari 40% cewek berusia 16-30 tahun merasa sendiri, terisolasi, punya hubungan yang bermasalah, hutang, dan mengalami kekerasan. Sehingga risiko mereka melakukan percobaan bunuh diri lebih besar dibanding cowok. Dalam penelitian yang dilakukan oleh The Adult Psychiatric Morbidity in England 2007, 19% cewek pernah berpikir untuk bunuh diri, sedangkan hanya 14% cowok yang punya pikiran sama.
Namun, dari 5,981 kasus bunuh diri di Inggris pada 2012, sebanyak 4,590-nya adalah cowok. Begitu juga di Amerika Serikat, 77,9% kasus bunuh diri dilakukan oleh cowok. Kalau cewek yang lebih cenderung berpikir untuk bunuh diri, kenapa peristiwa cowok yang mengakhiri nyawa mereka lebih besar? Menurut penelitian dari samaritans.org, organisasi yang bergerak dalam pencegahan bunuh diri, inilah yang harus kita tahu mengenai kasus bunuh diri pada cowok.
(Baca juga: 6 Seleb Cewek Hollywood Buka-bukaan Soal Penyakit Mental dan Cara Mereka Menghadapinya)
Maskulinitas dapat mendorong perilaku bunuh diri
Terdapat suatu konsep bahwa cowok harus maskulin, manly, dan punya kekuatan yang besar. Ketika menghadapi depresi, cowok merasa lemah dan enggak berdaya.
Oleh sebab itu, bunuh diri dianggap sebagai salah satu cara untuk menunjukkan kekuatan atas depresi yang mereka alami, bahwa mereka dapat ‘membunuh’ depresi itu.
(Baca juga: 5 Perlakuan yang Diterima Cewek di Berbagai Belahan Dunia Ini Lebih Ngeri dari Film Horor)
Putus cinta juga mempengaruhi cowok untuk melakukan bunuh diri
Saat hubungan dengan pasangan berakhir, cowok tentunya juga merasa sedih. Namun, dia enggak dapat menunjukkannya secara terbuka karena menunjukkan emosi dianggap enggak manly.
Sehingga rasa putus asa terus menumpuk menjadi depresi, kemudian menyebabkan munculnya keinginan untuk melukai diri dan suicidal thought.
(Baca juga: Mitos Salah Soal Bunuh Diri yang Harus Kita Pahami)
Enggak mau cari bantuan
Masih terdapat anggapan bahwa pergi ke terapis hanya untuk kita yang lemah, terutama bagi cowok.
Ketika merasa depresi, mereka enggak mau bercerita atau mencari bantuan profesional karena cowok dianggap harus bisa menyelesaikan masalahnya seorang diri.
Padahal bunuh diri dapat dicegah jika langsung meminta bantuan pada orang terdekat atau terapis.
(Baca juga: Pikiran Untuk Bunuh Diri Datang Tanpa Disadari & Sering Dianggap Remeh. Waspada Sebelum Terlambat)
Cowok memilih cara bunuh diri yang lebih efektif
Alasan kenapa angka bunuh diri cowok lebih besar dari pada cewek adalah karena cowok memilih cara bunuh diri yang lebih ampuh. Cewek cenderung melakukan percobaan bunuh diri tanpa kekerasan, seperti minum pil dalam jumlah banyak.
Sedangkan, cowok memilih untuk gantung diri atau menembak kepala mereka menggunakan pistol. Hal itu lebih efektif untuk mengakhiri nyawa seseorang dibanding dengan meminum pil.
Hal ini juga terjadi di Indonesia. Seorang cowok asal Jagakarsa melakukan bunuh diri pada Jumat (17/3) dan kemarin (21/3) manajer JKT48 juga ditemukan tewas akibat bunuh diri. Keduanya sama-sama cowok dan menggunakan metode bunuh diri yang sama, yakni gantung diri.
Cara bunuh diri yang lebih keras ini juga menjadi suatu pembuktian kemachoan mereka. Bahwa mereka memilih untuk mengakhiri nyawa dengan cara yang cowok banget.
Jika kita atau orang terdekat telah menunjukkan tanda-tanda akan melakukan bunuh diri atau melukai diri sendiri, segeralah cari bantuan.
Kita dapat mencari dukungan di komunitas Into The Light di Twitter mereka @intothelightid, Facebook mereka di sini, atau email ke intothelight.email@gmail.com.
(Baca juga: Ancaman Pedofilia di Internet Buat Kita dan Cara Menghadapinya)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR