Wajib Tahu. Ini 11 Tanda Pacar Melakukan Kekerasan Emosional dalam Pacaran

By Ifnur Hikmah, Minggu, 28 Januari 2018 | 09:15 WIB
foto: dramabeans.com (Ifnur Hikmah)

Kekerasan tidak hanya fisik, tapi juga ada kekerasan emosional. Contoh paling gampang adalah ketika pacar sering marah atau berkata kasar kepada kita.

Berbeda dengan kekerasan fisik yang buktinya jelas, kekerasan emosional sering tidak terlihat akibatnya sehingga sering diabaikan.

Padahal, kekerasan emosional ini punya dampak yang besar juga, lho, dan salah satunya memengaruhi kepercayaan diri kita.

Sebelum terlambat, wajib tahu 11 tanda pacar melakukan kekerasan emosional dalam pacaran.

(Baca juga: belajar jadi cewek keren saat pacaran dari Taylor Swift)

Sala satu bukti kekerasan emosional ternyata bisa kita liat dari hal kecil, seperti cowok kita yang selalu pengin ada atau tahu tentang kita selama 24 jam setiap hari. Sikap mereka bisa enggak keliatan menjadi tanda kekerasan.

Cowok seperti ini bisa memanipulasi kita dengan chat romantis setiap saat, sering mengajak kita bertemu atau sering menghubungi kita saat enggak bersamanya.

Memang kedengarannya cute, tapi sebenarnya enggak sehat lho. Sikap seperti ini identik sama mengontrol. Seharusnya baik diri kita ataupun pacar, bisa memberikan sedikit ruang buat kita bergerak.

Pacaran yang sehat artinya, pacar kita akan merasa bangga dengan diri kita ataupun segala yang yang kita peroleh. Dia juga akan mendukung apapun keputusan kita yang bisa membuat kita bahagia.

Sikap cowok yang melakukan kekerasan emosional, sering merasa iri kalau mengetahui kita lebih daripada dia. Dia enggak peduli dan membuat kita menyerah dengan sendiri saat kita pengin mencapai sesuatu.

Alasan dia melakukan ini, karena dia takut kita akan move on menjadi lebih baik dan sadar seberapa buruk dirinya. Dia bisa berubah sensitif atau marah saat melihat kita berhasil, padahal sebelumnya dia mendukung dan memuji kita.

Baca juga: cara menolak cowok yang meminta nomor kontak kita dengan sopan

Tanda kekerasan paling umum pelaku kekerasan emosional, dia sering memanggil kita dengan sebutan yang bikin kita sakit hati.

Bisa saja dia memanggil kita, "Bodoh," "Gendut," atau lainnya yang enggak menghormati perasaan kita saat itu.

Saat sikap paacr kita berubah-ubah. Misalnya, dari mood menyenangkan tiba-tiba jadi menyerang kita bisa jadi tanda kekerasan emosional.

Dia bisa saja membuat kita merasa buruk atau bersalah dengan perkataan dia, tapi setelah itu berubah menjadi manis.

Atau bisa saja dia mengancam kita putus, saat kita pengin melakukan atau pergi hangout sama sahabat dan menyindir kita lewat sosial media.

Tapi keesokan harinya dia memberikan kita hadiah dan bilang kalau sikapnya kemarin hanya emosi saja.

(Baca juga: ini jadinya kalau kita pacaran sama cowok yang punya zodiak sama)

Cemburu saat pacaran normal banget. Tapi kalau berlebihan tandanya enggak sehat. Bisa saja dia tiba-tiba cemburu karena kita lebih sering hangout sama sahabat.

Atau cemburu gara-gara kita sering membanggakan sahabat cowok kita dihadapannya. Sikap seperti ini bisa memicu perilaku mengontrol dan ini sikap yang berbahaya.

Baca juga: Hal yang kita inginkan dalam pacaran, dilihat dari 7 tipe kepribadian

Mungkin hari ini dia bisa bilang "Kamu enggak boleh hangout sama sahabat kamu karena terlalu malam," padahal dia sering hangout sama sahabatnya dua kali seminggu. Sikap ini selain enggak adil, juga egois banget girls.

Hal paling ditakuti yang bisa memicu depresi saat pacaran dengan cowok pelaku kekerasan emosional,  sering menyalahkan kita. Cowok ini akan menggunakan berbagai cara buat menyudutkan kita tiap kali kita berdua menghadapi masalah.

Dia juga bisa memutarkan fakta dan menjadikan kita dalam posisi yang bersalah. Misalnya, dia ketahuan selingkuh. Lalu dia menyalahkan sikap kita yang terlalu cemburu.

Tapi dia sering ketahuan melakukannya lagi berulang-ulang dan memposisikan kita sebagai cewek yang posesif dimatanya dan orang lain.

(Baca juga: 5 jenis cinta dalam hidup)

Cowok yang jago manipulasi, tanda paling besar pada kekerasan emosional. Pacar kita selalu menekan kita melakukan apapun yang enggak kita pengin. Atau menguasai keputusan dan membatasi diri kita supaya enggak berkembang.

Dia bisa saja bilang dengan kalimat manis seperti, "Kamu harus melakukan ini kalau kamu sayang sama aku," atau "Mantan aku sering kayak gini sama aku."

Cara manipulasi dengan bujukan atau rayuan yang bisa memberatkan perasaan kita, harus kita hindari setegas mungkin.

Baca juga: tips PDKT ala karakter cewek di drama Korea

Sikap terlalu posesif pacar yang kita rasakan sepertinya semakin enggak masuk akal. Dia enggak hanya membatasi pergaulan kita dengan cowok manapun, tapi juga keluarga dan sahabat kita sendiri.

Dia membenci semua sahabat kita dan sering sms atau menghubungi kita hanya buat sekedar mengecek keberadaan kita setiap saat.

Pacar juga bisa menulis kalimat yang menyakiti hati kita saat pergi dengan mereka melalui chat dan bikin kita pengin buru-buru pulang lalu minta maaf sama dia. Saat kita ketahuan bohong, dia akan mengumbarnya ke orang lain ataupun sosial media.

Apapun yang kita bilang kepada dia, pasti enggak akan bisa bikin dia percaya. Dia selalu bertanya banyak hal. Dan selalu mengancam kita putus buat alasan yang enggak jelas atau memicu pertengkaran buat hal kecil.

Kenapa dia melakukan ini? Selain buat mengontrol kita, dia melakukan ini buat kepuasan batin dia.

(Baca juga: 4 alasan mudah mulai ngobrol bareng gebetan di sekolah)

Hal paling menakutkan saat cowok melakukan kekerasan emosional, saat dia menyerang kita setelah putus. Bisa saja dia melakukan cyber bullying dengan menyebarkan cerita buruk atau kebohongan supaya kita merasa malu.

Walau saat itu kita dalam posisi yang diputusin cowok ini, mereka bisa memanipulasi fakta supaya terlihat sebagai korban.

Alasan mereka melakukan ini? Supaya citra mereka tetap terjaga dan orang lain enggak akan percaya kalau sewaktu-waktu kita membicarakan keadaan sebenarnya.  

Girls, setiap cewek dilahirkan cantik dan sempurna. Jangan pernah merasa enggak percaya diri meninggalkan seseorang yang melakukan sikap kekerasan kepada kita.

(stefanie)