Banyak berkembang pemahaman yang salah seputar selaput dara yang dimiliki oleh perempuan. Pemahaman yang salah ini jelas enggak menguntungkan sama sekali.
Biar kita enggak ikut-ikutan salah, yuk kenali fakta yang benar dari pemahaman yang salah tentang selaput dara yang enggak perlu dipercaya.
(Baca juga: Pendidikan Seks Itu Bukan Hal yang Tabu untuk Dibicarakan, Tapi Penting Banget Untuk Kta Ketahui)
Banyak yang berpendapat bahwa selaput dara memiliki fungsi tertentu, yakni sebagai penentu keperawanan seseorang. Faktanya ternyata salah besar, lho.
Selaput dara sama sekali enggak memiliki fungsi tertentu. Demikian dipaparkan oleh Karen Soren, MD, dokter spesialis anak dan direktur kesehatan remaja Columbia University Medical Center.
Faktanya, enggak semua perempuan memiliki selaput dara sejak lahir lho. Dilansir dari OurBodiesOurselves, ternyata pernah ditemukan fakta perempuan yang enggak memiliki selaput dara sejak lahir. Bahkan ada juga yang selaput daranya tipis.
Selaput dara setiap perempuan ternyata memiliki bentuk selaput dara yang berebda-beda. Setidaknya kita mengenal sebanyak 4 bentuk selaput dari, yakni annular (selaput dara normal), imperforate, microperforate, dan septate hymen.
Penyebab selaput dara robek ternyata enggak hanya disebabkan ketika melakukan hubungan seksual, lho. Karena faktanya, banyak faktor yang menyebabkan selaput dara ini robek, seperti aktivitas olahraga, kecelakaan, atau penggunaan tampan.
Bahkan ada juga kasus selaput dara seorang perempuan enggak robek ketika melakukan hubungan seksual untuk pertama kali. Ini disebabkan oleh elastisitas dan bentuk selaput dara yang berebda pada setiap perempuan.
Sering berkembang anggapan vagina perempuan perawan terasa sempit saat mengalami penetrasi dikarenakan selaput daranya yang belum robek. Meski anggapan ini enggak sepenuhnya salah, tapi faktor paling tepat yang menyebabkan vagina lebih sempit adalah kontraksi otot pelvis.
Otot pelvis yang menegang bisa disebabkan oleh perasaan cemas yang dialami perempuan saat tengah berhubungan seksual.
Sayangnya, di negara seperti Indonesia, Mesir, dan Afganistan, praktik penentuan keperawanan perempuan dengan menunjukkan kondisi selaput dara yang utuh atau robek masih kerap dilakukan.
Padahal, penyebab robeknya selaput dara enggak hanya disebabkan oleh faktor berhubungan seksual. Sehingga, penentuan keperawanan sesorang dengan memperlihatkan kondisi selaput dara seorang perempuan dirasa kurang relevan.
(Baca juga: 5 Fungsi Bulu Vagina yang Mungkin Enggak Kamu Ketahui, Wajib Tahu!)