Jika kita enggak bisa mewujudkan permintaan tersebut, kita juga bisa kok, mengatakan ketidakmampuan kita dengan cara yang tetap santun dan ramah.
Penggunaan istilah yang mengacu pada penyandang disabilitas sangat penting buat kita ketahui. Seperti penggunaan ‘penyandang disbailitas/difabel’ yang lebih baik ketimbang penggunaan kata ‘orang cacat’.
Penyandang disabilitas tidak butuh atau tidak ingin dikasihani. Enggak seharusnya juga mereka dianggap ‘berani’ atau ‘istimewa’ apabila mereka berhasil menyelesaikan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari. Demikian dikutip dari King County, Kantor Hak Asasi Manusia, Etiket, dan Bahasa Disabilitas.
Penyandang disabilitas juga enggak suka dengan istilah-istiah eufemisme (memperhalus) seperti ‘terhalang secara fisik’ ‘terhalang pendengaran/penglihatannya’ dan ‘kemampuan berbeda’. Orang lain mungkin tidak keberatan dengan istilah itu, tapi umumnya lebih sopan menyebut orang yang kehilangan pendengaran tetapi masih dapat berkomuniasi dengan bahasa percakapan dengan istilah ‘sulit mendengarkan’ atau ‘tunarungu’ untuk yang kehilangan pendengaran sama sekali.
Yuk, mulai sekarang lebih peduli lagi sama isu-isu seperti ini, ya, girls!