Korban diancam
Enggak berhenti sampai disitu, girls. Setelah melakukan pengeroyokan tersebut, pelaku juga mengancam korban untuk tidak mengadukan peristiwa ini ke orang tua korban. Dan jika berani mengadu, maka korban bakal dapat perlakuan yang lebih parah lagi.
"Korban merasa terintimidasi sehingga tak berani melapor. Namun setelah dilaporkan pada pihak kepolisian, pada hari itu langsung ada proses mediasi di Polsek Pontianak Selatan, proses sidiknya terhadap pelaku masih berjalan," jelas Tumbur Manalu.
Walau awalnya enggak menceritakan kejadian tersebut kepada orang tua, akhirnya korban mengadu kepada orangtuanya di hari Jumat, 5 April 2019. Kemudian kedua orang tua korban membuat laporan ke Polsek Pontianak Selatan.
Ditangani Polresta Pontianak
Kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh 12 siswi SMA dari sekolah yang berbeda ini pun sudah ditangani Polresta Pontianak. Dialnsir dari grid.id, Kanit PPA Polresta Pontianak, Iptu Inayatun Nurhasanah mengatakan kalau pihaknya baru saja menerima limpahan berkas kasus ini dari Polsek Selatan.
PPA Polresta Pontianak juga akan memanggil orangtua korban untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut akan kasus ini.
Baca Juga : 14 Momen Keakraban Leya dengan Ibu Sambungnya, Deswita Maharani. Kompak!
Keluarga sudah memaafkan
“Saya maafkan dia, anak-anaknya. Tapi untuk proses hukum harus berlanjut,” ujar keluarga korban seperti dikutip dari grid.id. Tentu saja, walau sudah memaafkan, keluarga bersikukuh untuk terus melanjutkan permasalahan ini ke jalur hukum guna memberikan efek jera pada pelaku. Keluarga korban pun menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan para pelaku.
Diketahui juga dari keterangan keluarga korban, bahwa korban saat ini semakin depresi, tertekan dan trauma. Korban yang diketahui mengidap asma ini juga jadi sering mengigau seperti masih dikeroyok, karena trauma yang dialami. Dilansir dari Kompas.com, korban masih menjalani opname di Rumah Sakit Mitra Medika.
Baca Juga : ‘Go Wider Go Up Photo Exhibition’ dari National Geographic Indonesia dan Vivo V15. Keren!
Duh! Itu dia kronologi pengeroyokan siswi SMP di Pontianak yang terjadi karena masalah cowok dan berbalas komentar di media sosial. Perlu diingat girls, bertindak brutal seperti pengeroyokan, enggak akan menyelesaikan masalah, bahkan justru menambah masalah yang ada. Selesaikanlah segala sesuatu dengan baik, ya.
Semoga kasus ini segera diusut sampai tuntas dan enggak ada lagi kasus serupa, ya! Stop bullying ya, girls! Kita doakan juag semoga juga korban segera sehat dan bisa kembali beraktivitas, ya! (*)
Source | : | Kompas.com,Grid.id,Tribun Pontianak |
Penulis | : | Elizabeth Nada |
Editor | : | Elizabeth Nada |
KOMENTAR