Bukan karena pengin disebut sebagai pahlawan, inisiatif ini dilakukannya karena dia merasa wabah virus corona (Covid-19) terasa begitu memukul nuraninya. Terutama ketika ada berita dokter yang meninggal dunia.
Dengan keprihatinannya atas tampilan data Covid-19 yang amat tradisional, yang setiap harinya disiarkan di televisi, hingga memotivasi dirinya untuk menciptakan aplikasi dalam bentuk peta dan data.
Baca Juga: 5 Kesalahan Pakai Lipstik yang Sering Dilakukan. Jadi Cepat Pudar!
Berdasarkan informasi yang didapatkan, Alghozi tampak menawarkan aplikasi ciptaannya ke berbagai sektor. Namun, enggak ada satu pun yang menyambutnya.
Menurutnya, semua pihak rupanya terlalu sibuk dengan penanggulangan, bukan pencegahan.
Kendati demikian, Alghozi enggak patah semangat, dia kemudian menyempurnakan aplikasi ciptaannya dengan menambahkan tracking.
Menurut dia, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tracking lebih penting daripada peta dan data.
Kini, aplikasi tersebut udah digunakan oleh banyak orang.
Provinsi pertama yang menggunakan aplikasi itu adalah Bangka Belitung (Babel). Dalam memasarkannya Alghozi didampingi oleh Prof.Dr.Ir. Saparudin.
"Saya yang membawa Alghozi ke Bapak Gubernur. Saya bilang ke Pak Gubernur ini gratis," ujar Prof Saparudin.
Penawaran tersebut disambut baik oleh Gubernur Bangka Belitung, Erzaldi Roesman.
Dengan aplikasi itu, siapa pun yang datang ke Bangka Belitung terkontrol ketat.
Semua penumpang dimonitor lewat aplikasi. Baik yang lewat laut maupun udara.
Penulis | : | None |
Editor | : | Siti Fatimah Al Mukarramah |
KOMENTAR