CewekBanget.ID - Girls, tentunya kita sudah tahu bahwa puasa dapat membawa banyak manfaat baik bagi kesehatan tubuh.
Meski begitu, potensi timbulnya berbagai masalah kesehatan juga tetap ada jika kita enggak memperhatikan cara-cara berpuasa dan menjaga kesehatan tubuh dengan baik.
Berikut ini beberapa jenis penyakit atau masalah kesehatan yang mesti kita waspadai selama menjalani puasa.
Baca Juga: Waspada, Gejala Jantung Koroner Mirip dengan Penyakit Maag. Ini yang Membedakannya!
GERD
Salah satu penyakit yang paling umum muncul selama menjalani puasa adalah gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu gangguan pada pencernaan khususnya di area lambung.
Penyakit ini dapat terjadi karena katup kerongkongan bagian bawah yang disebut sfingter dan menjadi pemisah kerongkongan dengan lambung melemah, sehingga ia mudah terbuka dan membuat isi lambung (enzim dan asam) yang seharusnya turun ke lambung justru mengalir secara berulang ke area kerongkongan.
Akibatnya, terjadi iritasi pada saluran pencernaan.
Tanda-tanda timbulnya GERD antara lain mual dan muntah, sakit tenggorokan, sensasi panas yang membakar di area dada (heartburn), kesulitan dalam menelan, hingga gangguan pernapasan seperti sesak napas, batuk, dan sakit tenggorokan.
Karena GERD dipicu oleh makanan pedas, berlemak, dan berbagai jenis gorengan, sebaiknya kita menghindari mengonsumsi beragam makanan tersebut saat sahur dan berbuka puasa.
Kita juga lebih baik menerapkan pola makan yang kecil namun sering untuk mempermudah kerja lambung dalam mencerna makanan, dan jangan langsung tidur setelah makan untuk mengurangi kemungkinan asam lambung naik ke kerongkongan.
Maag
Selain GERD, maag juga menjadi salah satu masalah kesehatan di bagian pencernaan yang sering timbul saat berpuasa.
Maag terdiri dari 2 jenis, yaitu maag fungsional yang timbul akibat pola makan enggak teratur dan menyebabkan iritasi pada dinding mukosa lambung, serta maag organik yang disebabkan masalah kesehatan serius seperti polip, luka lambung, hingga tumor yang bisa kita ketahui dengan melakukan pemeriksaan endoskopi ke dokter.
Saat puasa, kita mungkin harus mewaspadai timbulnya maag fungsional yang disebabkan gaya hidup buruk dan kebiasaan makan yang enggak baik, seperti mengonsumsi makanan pedas, bersantan, dan asam saat sahur dan buka puasa.
Jadi jika kita menderita maag, kurangi jenis-jenis makanan seperti yang telah disebutkan, termasuk minuman yang mengandung kafein berlebih, dan cari alternatif mengolah makanan yang lebih aman untuk pencernaan seperti dengan cara dipanggang, dikukus, atau direbus alih-alih digoreng.
Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Masih seputar masalah pencernaan, kali ini yang mesti kita waspadai adalah irritable bowel syndrome (IBS) atau iritasi usus besar yang diduga disebabkan dari kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gluten, asam, serta lemak yang sulit dicerna.
Selain itu, IBS juga dapat terjadi akibat pergerakan abnormal dari kontraksi otot dinding usus yang memicu penumpukan gas serta diare.
Sebaliknya, jika kontraksi terlalu lemah, justru akan timbul sembelit.
Beberapa tanda timbulnya IBS antara lain rasa enggak nyaman pada perut, diare, serta pola buang air besar yang enggak teratur dan jelas.
Sebetulnya dalam beberapa penelitian, puasa justru baik bagi penderita IBS karena perut menjadi lebih tenang dan enggak bekerja sekeras biasanya, hanya saja kita tetap perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan IBS enggak akan mengganggu aktivitas puasa.
Supaya kita enggak terkena IBS, perhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan terapkan pola tidur yang baik.
Pusing
Pusing bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti kurangnya asupan vitamin B1, B6, dan B12 atau vitamin neurotropik yang biasanya didapat dari makanan.
Di samping itu, gejala pusing selama bulan puasa juga dapat timbul karena multifaktorial lainnya seperti perubahan pola makan, kadar kolestrol yang tinggi, naiknya tekanan darah, atau sebaliknya saat kita mengalami tekanan darah rendah.
Untuk itu, jaga asupan berbagai vitamin yang dibutuhkan tubuh kita saat sahur dan berbuka puasa, atau jika rasa pusing sudah sangat mengganggu aktivitas kita, segera periksakan diri ke dokter.
Baca Juga: 5 Tanda Sakit Kepala yang Menunjukkan Gejala Penyakit Berbahaya. Waspada!
Sariawan dan Bau Mulut
Rasanya masalah kesehatan yang satu ini identik dengan aktivitas berpuasa ya, girls.
Sariawan biasanya terjadi karena mikroflora di mulut mengalami perubahan keseimbangan akibat perubahan konsumsi makanan, terutama karbohidrat.
Sedangkan bau mulut bisa disebabkan oleh bakteri tertentu yang berkembang biak lebih banyak sehingga membuat mulut mengeluarkan aroma enggak sedap.
Asam lambung yang tinggi juga dapat memicu iritasi yang berkembang menjadi radang di membran mukosa saluran cerna serta mengakibatkan sariawan dan bau mulut.
Jadi, saat sahur dan berbuka puasa, pastikan kita memenuhi asupan cairan tubuh dengan meminum air putih, juga jaga kesehatan mulut dan hindari beberapa makanan yang memiliki aroma menyengat.
Tapi kalau sariawan kita enggak kunjung sembuh setelah berminggu-minggu dan timbul gejala lain seperti nyeri sendi berpindah atau rambut rontok, sebaiknya kita pergi ke dokter karena hal itu dapat merupakan gejala penyakit autoimun.
Baca Juga: Ada Penjelasannya Lho Kenapa Kita Jadi Gampang Sariawan saat Puasa
Hipertensi
Salah satu penyakit yang rentan muncul saat puasa adalah penyakit metabolik seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, terutama bagi kita yang memiliki riwayat penyakit tersebut sebelumnya.
Biasanya hipertensi disebabkan oleh kurangnya jam tidur dan konsumsi berbagai makanan yang dapat memicu kenaikan tekanan darah seperti makanan dengan kandungan garam, santan, dan jeroan dalam jumlah banyak.
Jika kita mengidap hipertensi, sebaiknya periksakan diri dulu ke dokter sebelum menjalani puasa agar kita dapat mengetahui dosis pengobatan yang tepat serta anjuran atau pantangan selama berpuasa supaya penyakit enggak kambuh.
Diare
Yap, diare juga dapat terjadi saat kita berpuasa, lho.
Biasanya kita mengalami diare karena mengonsumsi berbagai makanan pemicu diare, seperti makanan yang terlalu pedas dan asam saat berbuka puasa dan sahur.
Selain itu, makanan yang terkontaminasi bakteri, virus, atau parasit juga dapat menjadi penyebabnya.
Diare pun dapat terjadi saat 10 hari pertama kita berpuasa karena hal itu merupakan bagian dari proses detoksifikasi tubuh.
Di tengah pandemi seperti saat ini, ingat untuk selalu menjaga higienitas tubuh dan makanan ya, girls.
Jangan sembarangan mengonsumsi makanan atau minuman yang kebersihannya patut diragukan, jadi lebih baik kita mengolah sendiri menu makanan dan minuman agar kualitas dan kebersihannya lebih terjaga.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR