Berdasarkan studi tersebut, saat iniemergency useauthorizationuntukHydroxycloroquinetelah diberhentikan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Badan POM AS (FDA).
“Hasilnya memang menunjukkan tidak bermakna dibandingkan dengan yang tidak diberikanhydroxycloroquine. Tetapi kondisi dan pasiennya berbeda. Oleh karena itu, untuk sementara waktu kami masih memberlakukanemergency use authorization,” terang Dokter Rizka.
TentangHydroxychloroquine
Dikutip dari Drugs.com,Hydroxychloroquineadalah obat quinoline yang digunakan untuk mengobati atau mencegah malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk.
Meski begitu, obat inienggak efektif dalam melawan semua jenis malariaatau terhadap malaria di daerahtempat infeksi telah resisten terhadap obat serupa yang disebut Chloroquine.
Hydroxychloroquinejuga digunakan untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis dan discoid atau systemic lupus erythematosus.
Saat ini,Hydroxychloroquinesedang digunakan untuk mencoba dan menghentikan penyebaran virus corona di dalam tubuh.
Karenaobat ini adalah jenis obat keras, maka masyarakat umum dilarang membeliHydroxychloroquinedari apotek maupun menggunakan obat tanpa resep dari dokter.
Baca Juga: Pilek, Mual, dan Diare Jadi Gejala Baru Virus Corona Menurut CDC!
Efek Samping
Umumnya, terdapat efek samping penggunaan obatHydroxychloroquine,sepertisakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit perut, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan,timbul perasaan gugup atau mudah tersinggung, ruam kulit atau gatal-gatal,serta rambut rontok.