“Hasilnya memang menunjukkan tidak bermakna dibandingkan dengan yang tidak diberikan hydroxycloroquine. Tetapi kondisi dan pasiennya berbeda. Oleh karena itu, untuk sementara waktu kami masih memberlakukan emergency use authorization,” terang Dokter Rizka.
Tentang Hydroxychloroquine
Dikutip dari Drugs.com, Hydroxychloroquine adalah obat quinoline yang digunakan untuk mengobati atau mencegah malaria, penyakit yang disebabkan oleh parasit yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk.
Meski begitu, obat ini enggak efektif dalam melawan semua jenis malaria atau terhadap malaria di daerah tempat infeksi telah resisten terhadap obat serupa yang disebut Chloroquine.
Hydroxychloroquine juga digunakan untuk mengobati gejala rheumatoid arthritis dan discoid atau systemic lupus erythematosus.
Saat ini, Hydroxychloroquine sedang digunakan untuk mencoba dan menghentikan penyebaran virus corona di dalam tubuh.
Karena obat ini adalah jenis obat keras, maka masyarakat umum dilarang membeli Hydroxychloroquine dari apotek maupun menggunakan obat tanpa resep dari dokter.
Baca Juga: Pilek, Mual, dan Diare Jadi Gejala Baru Virus Corona Menurut CDC!
Efek Samping
Umumnya, terdapat efek samping penggunaan obat Hydroxychloroquine, seperti sakit kepala, pusing, mual, muntah, sakit perut, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, timbul perasaan gugup atau mudah tersinggung, ruam kulit atau gatal-gatal, serta rambut rontok.
Enggak hanya itu, mengonsumsi obat Hydroxychloroquine dalam jangka panjang atau pada dosis tinggi pun dapat menyebabkan kerusakan permanen pada retina mata.
Oleh karena itu, hentikan minum obat Hydroxychloroquine dan beri tahu dokter jika mengalami tanda-tanda seperti:
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR