Hal ini meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.
Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania berhasil menyingkap rahasia mengenai hal tersebut.
Hasil temuan mereka kemudian dipublikasikan dalam jurnal Science.
Mereka menemukan sebuah gen tunggal yang meningkatkan kebutuhan tidur yang disebut nemuri.
Baca Juga: Virus Corona Disebut Konspirasi, Ahli: Pandemi Bukanlah Konspirasi
Protein nemuri ini melawan kuman dengan aktivitas antimikroba yang melekat dan disekresikan oleh sel-sel otak untuk mendorong tidur nyenyak berkepanjangan setelah infeksi oleh suatu penyakit.
"Walaupun itu adalah anggapan umum bahwa tidur dan penyembuhan berhubungan erat, penelitian kami secara langsung menghubungkan tidur dengan sistem kekebalan tubuh," kata Amita Sehgal, penulis senior penelitian ini dikutip dari Medical Xpress.
"(Penelitian kami) memberikan penjelasan potensial tentang bagaimana keinginan tidur meningkat selama sakit," sambung profesor Neuroscience tersebut.
Melansir dari MNN, para peneliti menemukan bahwa nemuri adalah protein peningkat kekebalan tubuh.
Protein ini hanya keluar dari sel otak setelah tidur panjang pasca-infeksi.
Ini artinya, rasa lemas dan rasa kantuk adalah respons otak agar bisa mengeluarkan nemuri.
Penulis | : | None |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR