CewekBanget.ID - Soda diet merupakan minuman populer yang diklaim bagus untuk menurunkan berat badan, pasalnya minuman ringan ini enggak mengandung gula dan kalori.
Itu sebabnya, minuman ini memang diproduksi khusus untuk orang-orang yang pengin mengendalikan berat badan atau mengurangi asupan gula.
Tapi benar enggak sih, soda diet bisa membantu menurunkan berat badan seperti klaim yang selama ini kita ketahui?
Baca Juga: Diet Langsung Kacau Kalau Makan 1 Donat Karena Kalorinya yang Tinggi
Soda Diet
Soda diet pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950an untuk penderita diabetes.
Meski demikian, minuman ini tetap saja memiliki efek samping bagi kesehatan.
Soda diet terbuat dari campuran air berkabonasi, pemanis, pewarna, perasa, dan berbagai bahan tambahan.
Umumnya, minuman ini enggak mengandung kalori dan nutrisi yang signifikan.
Soda Diet untuk Menurunkan Berat Badan
Karena sebagian besar soda diet bebas kalori, banyak orang beranggapan minuman ini membantu menurunkan berat badan.
Sayangnya, belum ada riset yang berhasil membuktikan hal tersebut.
Bahkan, beberapa riset observasional justru menemukan adanya penggunaan pemanis buatan pada soda diet yang bisa meningkatkan risiko diabetes dan sindrom metabolik.
Banyak ahli kesehatan juga mengklaim soda diet justru dapat meningkatkan nafsu makan karena merangsang produksi hormon pemicu rasa lapar dan respon dopamin di otak.
Minuman ini juga enggak mengandung kalori yang membuatnya dapat meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis atau padat kalori.
Faktor-faktor itulah yang membuat banyak ahli kesehatan enggak menyakini manfaat diet soda untuk menurunkan berat badan.
Baca Juga: 4 Tren Diet yang Berbahaya Bagi Tubuh. Salah Satunya Bisa Berujung Kematian!
Efek Samping
Enggak hanya itu, konsumsi soda diet pun dapat memicu beberapa efek samping.
Risiko Diabetes
Meski enggak mengandung kalori dan gula, banyak riset membuktikan konsumsi soda diet dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, salah satunya riset yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
Riset tersebut meneliti 66.118 perempuan selama 14 tahun.
Setelah analisis data, terbukti bahwa konsumsi soda diet justru meningkatkan risiko diabetes tipe 2 karena konsumsi soda diet justru bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik yang memicu diabetes tersebut.
Gangguan Kardiovaskular
Diet soda juga terbukti dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Hal ini telah dibuktikan lewat riset yang meneliti sekitar 227 ribu orang yang mengonsumsi minuman dengan pemanis artifisial setiap hari.
Dalam riset tersebut, peneliti membuktikan adanya peningkatan risiko tekanan darah tinggi sebesar 9% akibat mengonsumsi minuman tersebut.
Selain itu, peneliti juga membuktikan konsumsi soda diet juga bisa meningkatkan risiko stroke.
Baca Juga: Ini 5 Hal Berbahaya yang Terjadi Pada Tubuh Kalau Kita Enggak Makan!
Gangguan Ginjal
Riset yang meneliti pola makan 15.368 orang menekukan adanya peningkatan risiko penyakit ginjal kronis akibat konsumsi soda diet.
Dalam riset tersebut, peneliti menemukan konsumsi soda diet lebih dari 7 gelas per minggu bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal hingga dua kali lipat.
Kondisi tersebut disebabkan karena kandungan fosfor yang tinggi pada soda diet yang bisa meningkatkan beban asam pada ginjal.
Bahkan, prosentase kenaikan risiko diabetes tipe 2 akibat konsumsi soda diet mencapai 8-13%.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR