CewekBanget.ID - Kita mungkin pernah terbangun dari tidur di tengah malam akibat sejumlah hal, misalnya karena suara berisik, mimpi, atau suara alarm.
Selain itu, pernahkah kita terbangun akibat pengin buang air kecil atau kencing?
Rupanya pengalaman tersebut bisa jadi termasuk nokturia, lho!
Baca Juga: Selain Banyak Minum, Ini 5 Alasan Lain Kita Sering Kebelet Kencing!
Nokturia
Nokturia merupakan berapa kali periode berkemih atau kencing saat tidur utama atau tidur panjang dalam sehari.
Umumnya orang memiliki porsi tidur utama di malam hari, tetapi bukan enggak mungkin tidur utama juga bisa di siang hari.
Tidur utama di siang hari memang umum dilakukan orang yang bekerja di malam hari.
Baca Juga: Benarkah Minum Teh Bikin Dehidrasi? Begini Penjelasan dari Ahli!
Nah, kunci untuk mengenali nokturia adalah saat kita terbangun untuk kencing, kemudian ini diikuti keinginan untuk kembali tidur.
Normalnya, orang enggak terbangun saat tidur utama.
Dalam beberapa riset, nokturia relevan dengan gangguan kualitas hidup, juga risiko terkena penyakit penyerta.
Frekuensi kencing bisa terjadi dua kali atau lebih dalam semalam, namun bangun sekali pun juga termasuk nokturia.
Fenomena Biasa?
Kencing di tengah tidur utama kerap dianggap sesuatu yang wajar.
Padahal nokturia perlu dievaluasi, sebab jika dibiarkan, nokturia bisa membuat kualitas tidur terganggu dan enggak jarang mengganggu kualitas hidup.
Saat tidur terganggu, keesokan harinya mood bisa jadi jelek hingga performa kerja terganggu karena fungsi kognitif menurun.
Nokturia pun berhubungan dengan kejadian jatuh di kamar mandi, kecelakaan kerja, serta kecelakaan lalu lintas akibat atensi menurun ditambah rasa lelah karena istirahat kurang.
Penyebab Nokturia
Aktivitas berkemih atau kencing memang berhubungan dengan asupan cairan.
Nokturia bisa disebabkan diet harian dan asupan cairan terlalu banyak terutama jelang tidur, namun itu bukan satu-satunya penyebab utama.
Nokturia bisa pula disebabkan oleh saluran kemih overaktif akibat prostat, masalah pada ginjal seperti gagal ginjal, gangguan hormon misal memiliki diabetes melitus, gangguan tidur seperti insomnia dan mengorok, kondisi kardiovaskular misal konsumsi obat untuk jantung yang bisa memicu kencing, serta diet atau konsumsi pangan tinggi garam dan gula.
Baca Juga: Jangan Sepelekan 5 Bahaya Makan Tengah Malam Bagi Kesehatan!
Ada hal-hal simpel yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi nokturia seperti konsumsi pangan rendah garam dan kalori, kemudian membatasi asupan cairan terutama jelang tidur.
Jenis yang direkomendasikan tetap air putih.
Akan tetapi saat nokturia enggak berubah atau makin parah, sebaiknya kita mengunjungi dokter.
Dari sini dokter akan mengecek kondisi tubuh secara keseluruhan termasuk catatan harian berkemih, cek urin, dan pengecekan urin pascaberkemih.
(*)
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR