Kapasitas Kandung Kemih
Kandung kemih yang sehat dapat menahan sekitar 400-500 ml atau sekitar dua gelas urine sebelum mencapai kapasitas maksimalnya.
Ketika kandung kemih ini terisi sekitar setengahnya dengan cairan, ia akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk buang air kecil, sehingga otak menciptakan keinginan untuk buang air kecil sambil menyuruh kandung kemih untuk bertahan.
Sebenarnya, enggak ada aturan tegas tentang seberapa lama seseorang aman untuk menahan kencing.
Beberapa orang mungkin lebih rentan terhadap efek samping menahan kencing daripada yang lain.
Tapi ada sejumlah bahaya dari kebiasaan menahan kencing, nih.
Menyebabkan Nyeri
Orang yang secara teratur mengabaikan keinginan untuk buang air kecil mungkin akan merasakan sakit di kandung kemih atau ginjal.
Ketika seseorang akhirnya mencapai kamar mandi, buang air kecil juga bisa menyakitkan.
Otot-otot juga mungkin tetap mengepal sebagian setelah urine dikeluarkan, yang dapat menyebabkan kram panggul.
Infeksi Saluran Kemih
Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama maupun terlalu sering dapat menyebabkan bakteri berkembang biak.
Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Enggak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menahan buang air kecil menyebabkan ISK, tetapi banyak dokter menyarankan untuk menghindarinya, terutama jika seseorang memiliki riwayat ISK.
Orang yang enggak minum cukup cairan lebih mungkin mengembangkan ISK karena kandung kemih enggak memberi tahu tubuh untuk cukup sering kencing.
Hal itu dapat menyebabkan bakteri menyebar melalui saluran kemih, yang menyebabkan infeksi dengan gejala antara lain perasaan terbakar atau menyengat saat buang air kecil.
Parahnya lagi nyeri di panggul atau perut bagian bawah, dorongan konstan untuk mengosongkan kandung kemih, serta urine yang kuat atau berbau busuk, keruh dan enggak berwarna, tampak berwarna gelap secara konsisten, hingga berdarah.
Baca Juga: Sampah Hingga Air Kencing, Ini 5 Makanan Paling Menjijikan di Dunia!
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR