Tentunya kolektor menyimpan barang-barang dengan lebih tertata rapi, bahkan seringkali diletakkan berdasarkan kategori tertentu.
Kolektor juga punya rasa bangga untuk memamerkan koleksi mereka atau membahasnya dengan orang lain dan punya kontrol serta perencanaan finansial.
Barang-barang yang dikumpulkan kolektor cenderung memiliki nilai sendiri yang bisa mereka jadikan aset ke depannya.
Selain itu, kolektor juga enggak selalu menahan barang-barang yang mereka kumpulkan; jika sedang butuh pemasukan atau hendak mengoleksi benda lain, mereka tinggal menjual atau menukar koleksi mereka dengan nilai yang pantas.
Seringkali bagi hoarder, mengumpulkan barang baru sudah bukan lagi tentang rasa bahagia, tapi untuk tetap bertahan hidup.
Mereka sebetulnya menyadari hal itu salah dan membuat mereka pada akhirnya makin depresi dan lari dari kenyataan.
Hoarding alias menimbun adalah pola perilaku yang dicirikan dengan mengumpulkan barang-barang, terlepas penting atau enggaknya barang tersebut, serta keengganan atau kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang yang pada akhirnya menyebabkan semua barang tersebut terus menumpuk.
Hal itu pun menimbulkan efek negatif mulai dari kesehatan emosional, fisik, sosial, finansial, hingga legal baik bagi si pengidap maupun orang-orang terdekatnya.
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR