Nyeri (Pain) dan Rasa Bersalah (Guilt)
Lagi-lagi, enggak semua orang mengalami tahap ini.
Kalau kabar sedih atau duka sudah betul-betul mengguncang kita, mungkin kita merasakan kehilangan atau kesedihan tersebut sebagai sesuatu yang enggak tertahankan.
Bukan hanya itu, perasaan bersalah pun menyergap kita karena kita menganggap diri sebagai beban bagi orang lain gara-gara perasaan dan kebutuhan kita selama berduka.
Kemarahan (Anger) dan Tawaran (Bargaining)
Belum sepenuhnya pulih dari kesedihan, bisa jadi perasaan bersalah dan sakit hati membuat kita marah terhadap situasi yang menimpa kita.
Ini masih akibat kita belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan dan merasa enggak nyaman dengan kondisi emosional kita setelah kejadian buruk.
Selain itu, kemarahan juga bisa terjadi karena sebetulnya kita takut menghadapi situasi saat ini dan kehilangan lebih banyak lagi jika kita menerima hal yang sudah terjadi.
Kemudian kita akan memohon kepada Tuhan atau siapa pun yang berkuasa di benak kita untuk mengubah nasib.
Kita merasa rela melakukan apa saja asalkan kejadian buruk yang menimpa kita atau orang yang kita sayangi bisa diangkat.
Depresi (Depression)
Sebagian orang sangat rentan terkena depresi ketika mendapat kabar sedih atau duka yang sangat mengguncang.
Ketika kemarahan kita enggak dapat tersalurkan dan enggak berbalas, kita pun jadi mengisolasi diri dan menutup diri dari semua orang.
Tahap depresi adalah tahap ketika kita mulai menyadari kalau kesedihan dan perasaan duka sudah enggak bisa dihindari lagi dan kejadian yang kita alami nyata adanya.
Di tahap ini, kita mungkin merasa sangat kesepian, tapi kita juga memberi kesempatan pada diri sendiri untuk melakukan refleksi terhadap kejadian tersebut.
Baca Juga: Cuma Bad Mood atau Ternyata Depresi? Kenali Dulu Tanda-Tandanya!
Source | : | Healthline,Very Well Mind |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR