Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional sangat sering terjadi dan berkaitan dengan hubungan beracun atau toxic relationship.
Sayangnya, enggak sedikit orang yang menganggap remeh kasus-kasus terkait kekerasan emosional sehingga kita kerap percaya kalau kita hanya 'terlalu sensitif' dan enggak sadar kalau kita telah mengalami jenis kekerasan ini.
Sebetulnya, hal sekecil merendahkan orang lain atau membuat seseorang merasa buruk atas dirinya sendiri juga merupakan kekerasan emosional, lho.
Ketika seseorang merasa begitu rendah diri, ia akan lebih mudah dikontrol karena pelaku kekerasn membentuk persepsi kalau enggak bakal ada yang mencintai orang tersebut selain sang pelaku.
Selain itu, pelaku kekerasan emosional juga bisa sampai membahayakan dirinya sendiri demi menguasai korban dan membuat korban berpikir dirinya harus bertanggungjawab apabila terjadi sesuatu terhadap si pelaku.
Bahkan, perilaku kekerasan yang satu ini bisa pula terjadi secara terang-terangan saat pelaku menjelek-jelekkan dan memfitnah kita di hadapan orang lain, agar jangkauan kita untuk meminta tolong jadi terbatas sebab orang lain keburu berpikir buruk tentang diri kita.
Baca Juga: Banyak Dialami Perempuan, Kenali Bentuk Kekerasan Berbasis Gender!
Kekerasan finansial bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan cara.
Misalnya, pelaku mengontrol korban secara finansial dan membuat korban kesulitan memiliki akses finansial yang memadai bagi dirinya sendiri, sehingga ia enggak bakal bisa berbuat apa-apa tanpa pelaku.
Contoh seperti pelaku yang enggak mengizinkan korban bekerja dan memiliki penghasilan sendiri juga merupakan bentuk kekerasan finansial.
Atau misalnya pelaku melarang korban menggunakan uang untuk kebutuhan pribadi, tapi ia sendiri menghamburkan uang yang ada untuk memenuhi keinginan yang bahkan enggak penting.
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR