"Itu hanya hal-hal yang sifatnya menurut lingkungan pergaulan mereka biasa sehari-hari. Nyolek-nyolek sesama laki-laki. Kebetulan pelapor ini kan berpakaian rapi selalu, bajunya dimasukin, sering dicandain, ditarik tiba-tiba bajunya. Kaya 'rapi amat lu', gitu-gitu aja," ujar pengacara RD dan EO, Tegar Putuhena.
Sepertinya, karena semua perundungan dan pelecehan yang dilakukan EO dan RD adalah kegiatan sehari-hari mereka, mereka sampai lupa dan merasa apa yang mereka lakukan bukanlah hal pelecehan.
Baca Juga: Korban Didukung Netizen, Ini 6 Kasus Pelecehan Seksual yang Viral!
Tegar Putuhena selaku pengacara EO dan RD meneruskan, "(Klien saya) bingung karena yang dituduhkan sudah coba diingat-ingat itu enggak ada peristiwa itu sampai sevulgar yang ada dirilis sampai ditelanjangi, bahkan mohon maaf dicoret-coret kemaluannya."
Atas kejadian ini, banyak pihak yang angkat bicara dan enggak terima kasus pelecehan dan perundungan yang disamakan dengan bercandaan.
Hal ini pun mengundang komentar dari Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir yang mengatakan bahwa, "Ini bukan lagi candaan yang keterlaluan, tetapi merampok hak hidup orang."
Selain Wakil Ketua Komisi III Adies Kadir, kasus ini juga mengundang kegeraman dari netizen yang sudah memantau kasus pelecehan dan perundungan KPI sejak awal.
Penulis | : | Monika Perangin |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR