CewekBanget.ID - Merasa kurang bahagia akhir-akhir ini?
Sebetulnya ada banyak faktor penyebab perasaan kita memburuk, tapi salah satu yang paling umum terjadi adalah kurangnya kita beristirahat.
Faktanya, kurang tidur dapat berdampak buruk pada mood dan suasana hati kita.
Jadi cek lagi, apakah belakangan ini kita kurang tidur makanya enggak bahagia?
Durasi Tidur dan Kebahagiaan
Riset dalam the Journal Sleep mengungkapkan, kurang 2 jam saja durasi tidur kita dari durasi yang normal dapat membuat kita sulit merasa betul-betul hahagia.
Kurang tidur memang telah terbukti dalam menyebabkan berbagai masalah kognitif dan emosional.
Enggak hanya itu, apabila dibiarkan dalam jangka waktu lama, kekurangan tidur dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental kita juga.
National Sleep Foundation AS juga merekomendasikan agar remaja tidur 8-10 jam setiap malam dan orang dewasa di bawah 65 tahun mendapat tidur dalam durasi 7-9 jam semalam.
Baca Juga: Normalkah Tidur Setelah Olahraga? Bermanfaat atau Justru Enggak Sehat?
Sulit Mengelola Stres
Di sisi lain, kita juga pasti merasa susah tidur akibat berbagai faktor, salah satunya stres.
Nah, seperti siklus yang enggak ada ujungnya, kurang tidur bisa sampai mengganggu kemampuan manusia untuk mengelola stres dan hal negatif pada kehidupan.
Hal ini bisa membuat kita kurang mampu merasakan emosi positif seperti kegembiraan, antusiasme, dan kepuasan dalam hidup.
Padahal, kurangnya emosi positif bisa berdampak besar pada kesehatan mental.
Susah Fokus
Sementara itu, durasi tidur yang kurang dapat membuat kita enggak bisa fokus sehingga jadi lebih impulsif.
Temuan ini menjadi bukti bahwa tidur malam adalah hal vital untuk menjaga kondisi mental dan fisik kita.
Agar kita berfungsi optimal setiap harinya, pola tidur juga menjadi bagian penting yang harus kita perhatikan.
Jadi perbanyak durasi tidur kita ya girls, dan konsultasi ke dokter apabila kita masih kesulitan tidur setelah mencoba berbagai metode yang disarankan.
Baca Juga: 5 Cara Membersihkan Kasur Agar Bebas dari Tungau, Bisa Dicoba!
(*)
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR