CewekBanget.ID - Peristiwa traumatis seperti kecelakaan, kematian, perceraian, bencana alam, dan sebagainya kerap menimbulkan kerugian.
Bukan cuma kerugian fisik dan materi, peristiwa seperti itu juga menyebabkan kerugian psikologis dan emosional berupa trauma, stres, syok, hingga depresi.
Bahkan meski kejadiannya sudah lama berlalu, trauma dan syok masih bisa terus menghantui kita, dan hal itu bisa dipahami.
Tapi tentu kita enggak pengin hidup seperti itu terus. Lantas, gimana cara memulihkan diri dari syok akibat peristiwa traumatis?
Ragam Cara Merespon Peristiwa Traumatis
Setiap orang menanggapi peristiwa traumatis dengan cara berbeda.
Kadang enggak terlihat, sebetulnya ada berbagai tanda trauma yang menyebabkan reaksi emosional serius, termasuk syok dan penyangkalan demi melindungi diri dari dampak emosional akibat hal tersebut.
Peristiwa traumatis juga bisa menyebabkan seseorang merasa kosong dan hampa, kalau enggak cenderung mudah marah, mengalami perubahan suasana hati yang dramatis, kecemasan, depresi, dan melalui penyangkalan.
Beberapa tanda lainnya yaitu ingatan berulang tentang peristiwa tersebut, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, dan ketakukan yang intens.
Baca Juga: Cinta Laura Dipuji Netizen Karena Sikap Baiknya Menenangkan Widi Vierratale yang Alami Trauma
Pada tahap lebih lanjut, seseorang bisa mengalami post-traumatic stress disorder (PTSD) akibat peristiwa traumatis yang menimpanya.
PTSD adalah jenis gangguan kecemasan yang memengaruhi hormon stres dan mengubah respons tubuh terhadap stres.
PTSD dapat menyebabkan respons fisik dan emosional yang intens terhadap pikiran atau ingatan apa pun tentang peristiwa traumatis.
Hal itu bisa terjadi dalam hitungan bulan hingga tahunan.
Pencegahan
Lantas, gimana sebaiknya kita mencegah respon berkepanjangan atas peristiwa yang menyebabkan syok dan trauma?
Ada beberapa cara untuk membantu memulihkan stabilitas emosi setelah peristiwa traumatis.
Di antaranya, kita bisa membicarakan pengalaman tersebut dengan keluarga atau teman dekat atau berbagi kisah dalam buku harian.
Baca Juga: Yura Yunita Ikut Kelas Guru Michael Jackson Hingga Traumanya Sembuh
Selain itu, coba beri diri waktu dan sadari bahwa kita enggak dapat mengontrol segalanya, atau mintalah dukungan dari orang-orang terdekat maupun kelompok pendukung atau penyintas.
Jaga pula asupan makanan bergizi seimbang, olahraga, istirahat yang cukup, serta hindari alkohol dan obat-obatan.
Pertahankan rutinitas harian dengan aktivitas terstruktur serta lakukan hobi atau minat lain, tetapi jangan berlebihan.
Meminta Bantuan Profesional
Jika peristiwa traumatis tersebut mengganggu aktivitas harian, sebaiknya kosultasikan dengan profesional.
Kita juga perlu mencari bantuan profesional jika mengalami sejumlah gejala.
Di antaranya ledakan emosional, perilaku agresif, penarikan, kesulitan terus-menerus dalam tidur, obsesi berlanjut dengan peristiwa traumatis, hingga masalah serius di sekolah atau lingkungan.
Yang terpenting, ingat bahwa peristiwa yang menghantui kita enggak berlangsung terus-menerus, jadi kita juga pasti bisa menjalani hidup tanpa bayang-bayang trauma lagi.
Baca Juga: Takut Pacaran Lagi? Ini 3 Tips Cari Pacar yang Enggak Bikin Kecewa
(*)
Source | : | WebMD |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR