CewekBanget.ID - Rasa duka dan kehilangan adalah salah satu perasaan terberat yang bisa dirasakan manusia.
Perasaan duka mungkin melanda kita ketika kehilangan sosok atau hal yang sangat berharga bagi diri kita.
Tapi enggak seperti anggapan umum, enggak semua orang menunjukkan ekspresi duka dengan cara yang sama.
Ada yang mengungkapkan duka dengan menangis, ada yang mengekspresikannya dengan kemarahan, ada yang justru tampak baik-baik saja.
Ternyata masih ada sejumlah mitos tentang berduka yang kerap bikin perasaan yang satu ini disalahpahami dan ditanggapi dengan cara yang salah.
Ketahui faktanya dulu dan mari lebih bersimpati dengan orang yang sedang berduka.
Mitos: Mengabaikan Duka Bikin Perasaan Lebih Cepat Membaik
Masih pernah mendengar orang lain berusaha menghibur dengan mengatakan kalau cuekin duka bakal membantu kita lebih cepat pulih dan merasa lebih baik?
Kita mungkin sering mendengar kalau perasaan duka dan nyeri saat kehilangan seseorang yang dicintai akan lebih cepat berlalu kalau kita mengabaikannya.
Tapi sebetulnya, semakin kita berusaha mengabaikan duka atau menyembunyikan perasaan itu, semakin buruk pula dampaknya untuk diri kita.
Enggak seperti anggapan banyak orang, healing yang sesungguhnya adalah ketika kita bisa mengakui perasaan yang melanda kita dan berusaha mencari cara untuk mengatasinya.
Baca Juga: 5 Hal Setelah Putus yang Ternyata Wajar Saja! Pernah Mengalami?
Mitos: Harus Kuat dan Tegar Saat Kehilangan
Kata-kata 'penghiburan' lain yang kerap terdengar di tengah momen berduka adalah, "Stay strong ya!"
Biasanya kita dituntut untuk jadi orang yang kuat dan ingat akan orang lain di sekitar kita yang harus 'dilindungi' saat berada dalam suasana berkabung.
Mungkin maksudnya baik, tapi yang harus kita ketahui, kita juga berhak merasa sedih, takut, dan kesepian ketika menghadapi momen berduka.
Enggak apa-apa kita menangis, merasa lemah, dan menunjukkan perasaan kita yang sebenarnya, karena hal ini dapat membantu kita menjalani hari dan menyembuhkan diri.
Mitos: Berduka Harus Menangis?
Nah, tapi bukan berarti kita harus banget mengekspresikan duka dengan cara menangis di tengah suasana berkabung.
Enggak semua orang menunjukkan rasa sedih dan pilu dengan air mata, biasanya karena terlalu terguncang atau memang enggak terbiasa dengan ekspresi perasaan.
Tapi ini enggak lantas membuat kita kurang berduka dibanding yang lain.
Malah, seringkali orang yang enggak menangis saat berkabung sebetulnya merasakan sakit yang lebih mendalam dan enggak tertahankan.
Sehingga ia bahkan enggak bisa menangis lagi.
Baca Juga: Mengenang dan 3 Cara Mengatasi Kesedihan Akibat Ditinggal Sahabat
Mitos: Duka Harus Segera Sirna
Enggak ada waktu spesifik untuk berduka dan pulih.
Semua orang memiliki timing masing-masing untuk dapat menerima kehilangan dan berusaha bangkit.
Apakah kita baru bisa mengenyahkan duka setelah bertahun-tahun?
Atau kita malah bisa melepaskannya dan beraktivitas seperti biasa hanya dalam waktu beberapa hari?
Enggak apa-apa, itu sama-sama hal yang wajar terjadi.
Mitos: Enggak Boleh Move On dari Duka
Pada akhirnya, kita semua harus tetap menjalani hidup meski hati masih terasa perih setelah mengalami kehilangan.
Move on sendiri mungkin berarti kita sudah menerima bahwa yang hilang enggak akan kembali, tapi ini enggak lantas berarti kita lupa.
Kita bisa menjaga ingatan tentang seseorang atau sesuatu yang sudah tiada selamanya, sekaligus menjalani kehidupan seperti biasa lagi.
Ini berarti, kita sudah melalui tahap-tahap berduka dan mencapai tahap penerimaan.
Baca Juga: Berita Duka, Ayah Eunhyuk Super Junior Dikabarkan Meninggal Dunia!
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR