CewekBanget.ID - Kita selalu diberitahu kalau produktivitas adalah hal yang baik.
Tapi apakah memaksa diri untuk selalu produktif juga dianjurkan?
Ternyata terlalu obsesif terhadap produktivitas malah buruk dan bisa merugikan diri sendiri, lho.
Ini kerap disebut sebagai toxic productivity.
Bukannya membantu mengembangkan diri, toxic productivity malah bikin kita merasa tertekan dan stres.
Simak penjelasan mengenai toxic productivity agar kita enggak mengalaminya, yuk!
Obsesif terhadap Produktivitas
Produktif itu pada dasarnya baik, meski memang sebaiknya kita enggak menjadi workaholic atau terbiasa dengan hustle culture yang bikin kita terlalu sibuk bekerja.
Tapi satu hal tentang toxic productivity adalah kita menjadi begitu terobsesi terhadap produktivitas.
Kita dapat mengenali tanda-tanda ini kalau kita mulai sering merasakan keluhan kesehatan atau mendengar orang-orang di sekitar kita mengatakan kalau kita terlalu sibuk hingga enggak ada waktu untuk memperhatikan lingkungan sekitar.
Hal ini juga bisa membuat kita mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Jangan sampai, deh!
Merasa Bersalah Saat Diam atau Beristirahat
Ingat girls, sesibuk apapun, kita berhak dan harus meluangkan waktu untuk beristirahat atau diam sejenak.
Tanda kita terjebak dalam toxic productivity adalah perasaan bersalah yang timbul ketika kita sedang enggak mengerjakan sesuatu atau memanfaatkan waktu kosong untuk mengambil napas sejenak.
Ketika kita berada dalam produktivitas beracun, rasanya setiap waktu yang ada harus kita gunakan untuk mengerjakan sesuatu, sehingga pada akhirnya kita malah tertekan sendiri.
Ekspektasi Enggak Realistis terhadap Diri Sendiri
Salah satu alasan orang yang terjebak dalam toxic productivity jadi terlalu keras bekerja adalah target enggak realistis yang ditetapkan bagi diri sendiri.
Hal-hal yang sebetulnya butuh waktu lebih lama atau tenaga lebih besar dipaksakan untuk tercapai dalam durasi dan kemampuan seadanya.
Ini sama sekali enggak sehat dan malah menjauhkan kita dari target yang hendak dicapai.
Enggak Pernah Puas
Bagi orang yang terjebak toxic productivity, rasanya segala hal yang telah dilakukan selalu kurang dan membuatnya harus bekerja lebih keras lagi.
Padahal sebetulnya, secara obyektif, apa yang kita miliki sejauh ini sudah cukup, ditambah lagi kita sudah sangat memforsir diri sendiri.
Bahkan, bisa jadi kita melakukan hal-hal yang sebetulnya enggak perlu demi berusaha memuaskan diri dan merasa cukup.
Kalau kita menyadari diri kita terjebak dalam toxic productivity dan enggak tahu cara melepaskan diri dari kebiasaan beracun tersebut, minta bantuan orang lain atau konsultasikan dengan ahli, ya.
(*)
Source | : | Thought Catalog |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Salsabila Putri Pertiwi |
KOMENTAR