CewekBanget.ID - Berbohong mungkin kita lakukan di waktu-waktu tertentu.
Meski biasanya identik dengan hal yang buruk, kadang kita terpaksa berbohong demi kebaikan diri sendiri atau orang lain atas berbagai alasan.
Tapi tentu saja kita enggak seharusnya terbiasa berbohong ya, girls.
Keseringan berbohong bukan cuma merugikan orang lain, tetapi juga diri sendiri karena kita bisa-bisa sulit membedakan mana hal yang nyata dan mana yang enggak.
Terlalu sering berbohong juga bisa bikin kita jadi pathological liar alias pembohong patologis.
Kayak gimana sih, yang dimaksud dengan pembohong patologis tersebut?
Melansir dari Medical News Today, pathological liar alias pembohong patologis adalah istilah untuk menyebut orang yang berbohong secara kompulsif tanpa maksud yang jelas.
Sesuai namanya, kebohongan yang dilakukan orang seperti ini bersifat patologis dan bisa dikatakan sebagai penyakit atau kelainan alih-alih kesengajaan yang disadari.
Di sisi lain, kita tentu tahu ada orang yang berbohong dengan maksud dan tujuan tertentu yang jelas, mulai dari untuk membanggakan diri sendiri, menyembunyikan informasi rahasia, hingga memanipulasi orang lain.
Pada dasarnya, wajar ketika seseorang berbohong selama dilandasi oleh maksud tertentu, karena hal ini merupakan fitur yang umum dalam interaksi sosial.
Baca Juga: Kalau Produk Skincare Punya 5 Klaim Ini, Jangan Percaya! Bohong?
Kadang kita juga memang perlu berbohong untuk melindungi diri sendiri dan orang lain secara baik-baik, karena kejujuran bisa jadi membahayakan.
Nah, lain lagi dengan kebohongan patologis!
Kondisi yang juga disebut sebagai mitomania ini termasuk ke dalam gangguan kepribadian.
Pasalnya, pembohong patologis melakukan aksinya bahkan tanpa motif, alasan, dan keuntungan yang jelas bagi dirinya sendiri.
Motif seseorang saat berbohong dapat menunjukkan jenis kebohongan yang dilakukannya.
Kalau si pembohong enggak menyadari perbuatannya atau enggak mampu merasionalisasi kebohongannya sendiri, ada kemungkinan ia adalah pembohong patologis.
Kita dapat membedakannya dari tukang bohong yang membuat kebohongan dan mampu mengukur sampai sejauh mana ia bisa berbohong, atau ia memikirkan segala cara agar kebohongannya dipercaya oleh orang lain dan aksinya enggak mudah terbongkar.
Sementara itu, pembohong patologis berbohong tanpa alasan yang jelas dan bahkan enggak berusaha untuk membuat kebohongannya tampak seakan nyata.
Pembohong patologis juga kerap enggak sadar akan konsekuensi atas perbuatannya serta dampak terhadap dirinya sendiri akibat kebohongannya itu.
Karena enggak terencana, kebohongan dari orang seperti ini muncul secara alami dan enggak dapat dikontrol.
Baca Juga: Fuji An Sempat Putus Karena Thariq Halilintar Sering Berbohong
Kebanyakan berbohong juga jadi salah satu tanda seseorang menjadi pembohong patologis.
Misalnya, kebohongan tentang alasan terlambat masuk kelas yang terus bertambah dengan kebohongan lain, hingga mencapai tahap kebohongan yang berlebihan dan enggak masuk akal.
Contoh yang bisa dibilang cukup serius adalah ketika seseorang mengatakan bahwa anggota keluarganya sudah meninggal.
Padahal sebetulnya anggota keluarga tersebut masih hidup, dan ia sepanjang waktu terus mengarang cerita baru untuk mendukung kebohongan tersebut.
Pada akhirnya, kebohongan yang ia sampaikan makin enggak masuk akal dan ia sendiri jadi sulit mengembalikan diri ke realita.
Apa lagi jika ia enggak sedang berada dalam situasi genting atau mendesak yang bikin dirinya harus berbohong.
Kebohongan patologis bisa terjadi selama bertahun-tahun kalau enggak segera ditangani oleh ahli kejiwaan.
Kalau kita menemukan orang yang mungkin melakukan kebohongan patologis, cobalah untuk mengajaknya ke terapis atau ahli kejiwaan yang dapat menangani masalah tersebut dengan tepat, ya.
Ini mungkin sulit karena mereka bisa saja malah berbohong kepada orang yang berusaha menangani kondisi tersebut.
Tapi enggak ada salahnya untuk dicoba demi keamanan orang lain dan diri orang tersebut.
Baca Juga: Jawaban Pertanyaan Pacar 'Kamu kemana?' Menurut Golongan Darah. B Si Paling Drama!
(*)
Cara Mengetahui Personal Color Agar Lebih Percaya Diri Bersama Wardah, Cuma di Cosmetic Day 2024!
Source | : | Medical News Today |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR