CewekBanget.ID - Di era digital seperti saat ini, makin banyak kemudahan sekaligus risiko yang kita hadapi.
Kini hidup kita bukan hanya berpacu di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya yang terhubung secara digital.
Hanya dengan ketikan jari di atas gadget, kita seakan menjalani hidup yang lain di internet, membagikan hal-hal tentang diri kita sambil berinteraksi dengan orang lain.
Tapi hal ini juga punya sisi gelapnya sendiri.
Enggak jarang, sesuatu bernama 'jejak digital' bikin kehidupan digital kita enggak bisa lepas dari masa lalu, bahkan kehidupan masa kini kita bisa hancur gara-gara hal tersebut.
Apa sih, yang dimaksud dengan jejak digital dan bahayanya terhadap diri kita?
Jejak Digital
Dilansir dari Netsafe, jejak digital adalah 'remah-remah elektronik' yang kita tinggalkan ketika menggunakan internet.
Jejak digital bisa berupa apa saja yang ada di dunia digital kita, entah browser history, foto-foto yang kita unggah maupun dari orang lain yang nge-tag kita di media sosial, status kontroversial, hingga percakapan dengan orang lain di kolom komentar.
Agak mirip dengan jejak yang kita tinggalkan di pasir pantai atau jalanan usai menginjak kotoran, tapi jejak digital konon 'abadi' dan enggak bakal terhapus dengan sendirinya.
Akibatnya, jejak digital bisa menjadi backlash yang dapat terungkit kapan saja dan membuat kita dipaksa kembali ke masa lalu, bahkan seandainya kita yang sekarang sudah enggak begitu lagi.
Baca Juga: Kolaborasi, Paket Data Bundling Telkomsel Permudah Akses Kompas.id!
Ingat, segala aktivitas dan informasi yang kita bagikan di internet sangat sulit dimungkiri sebagai gambaran diri kita sehari-hari di mata orang lain.
Lagi-lagi, gambaran tersebut akan melekat kuat terlepas dari perubahan yang mungkin kita alami setelahnya.
Bahaya Jejak Digital
Nah, terus kenapa kita perlu waspada dan sebisa mungkin meminimalisir jejak digital?
Faktanya, hampir semua pengguna internet meninggalkan jejak digital masing-masing.
Kadang jejak digital muncul tanpa kita sadari atau memang enggak dimaksudkan untuk hal tertentu, misalnya saat kita membagikan momen liburan, curhat di medsos, dan sebagainya.
Ketika jejak digital kita bocor, bahkan meskipun kita sudah lupa akan hal tersebut karena sudah sangat lama berlalu atau karena kita sudah menjadi sosok yang berbeda, kita akan berada dalam sejumlah risiko.
Biasanya sih, jejak digital kerap mengarah pada bullying hingga pelecehan dengan bahan berupa informasi yang pernah kita bagikan di internet.
Selain itu, unggahan foto atau video pribadi juga sangat berisiko disalahgunakan sebagai konten blackmail, teks seksual (sexting) tanpa consent, sekstorsi, hingga kekerasan berbasis gambar atau dikenal juga sebagai revenge porn.
Unggahan kontroversial pun berpotensi mengancam reputasi dan jabatan yang kita miliki.
Baca Juga: Bakal Segera Luncur, Apa Beda Rupiah Digital dengan Uang Elektronik?
Menghadapi Jejak Digital
Risiko penyalahgunaan jejak digital bisa jadi mengerikan.
Makanya, perlindungan data digital kita sangat penting untuk diperhatikan.
Untuk mulai menjaga jejak digital kita di internet, coba cari nama kita di alat pencari internet seperti Google dan lihat apa yang kita temukan.
Setelah itu, pikirkan siapa saja yang mungkin telah melihat konten tersebut.
Ingat juga untuk selalu menjaga informasi pribadi kita di internet, ya.
Selain itu, mengecek pengaturan keamanan di setiap akun dan platform yang kita gunakan juga penting.
Yang jelas, selalu waspada dan hati-hati di internet, deh!
Baca Juga: Praktis! Jenius Luncurkan Kartu Kredit, Daftar dan Dikelola Lewat Aplikasi
(*)
Source | : | SAFENet |
Penulis | : | Salsabila Putri Pertiwi |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR